Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan, pemerintah akan memberikan tunjangan khusus bagi guru yang terkena dampak bencana alam termasuk banjir.
"Kami berencana memberikan tunjangan khusus bagi guru yang terdampak bencana, yang akan diberikan dalam waktu tiga bulan," kata Nadiem saat mengunjungi SDN Cirimekar 02 Cibinong, Kabupaten Bogor, hari ini (6/12).
Ia mengatakan, para guru membutuhkan bantuan untuk melewati masa yang sulit. "Tunjangan ini diberikan untuk membantu orang tua maupun anak-anaknya melewati masa sulit," katanya.
Namun, ia tidak menjelaskan besaran tunjangan khusus tersebut atau kapan akan diberikan kepada guru. (Baca: Nadiem Janji Bebaskan Guru Berinovasi dalam Mengajar )
Selain itu, kementeriannya bakal merehabilitasi sekolah-sekolah yang rusak akibat bencana alam. Tentunya, kementerian bakal bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Sampai saat ini, kementeriannya masih mendata sekolah yang rusak akibat bencana alam. "Sebenarnya bangunan yang rusak bukan karena banjir, tapi karena hujan dan mengguncangkan struktur fondasinya," kata dia.
Hal itu ia sampaikan saat mengunjungi SDN Cirimekar 02 Cibinong. Nadiem menyerahkan bantuan berupa 100 paket peralatan sekolah, 600 buku modul belajar, 150 buku materi esensial, dan 1.800 buku cerita.
(Baca: Nadiem Sebut SDM Indonesia Tak Produktif karena Lambat Bekerja)
Atap bangunan SDN Cirimekar 02 Cibinong runtuh akibat hujan ekstrem pada malam pergantian tahun (31/12) lalu. Sebagian bangunan sekolah lainnya juga rentan ambruk.
Nadiem memuji para siswa yang tetap semangat belajar di tenda darurat karena bangunan sekolah tidak aman. “Semuanya ceria. Luar biasa memang anak-anak kita," ujar dia.
Bangunan SDN Cirimekar 02 Cibinong yang terdiri dari tiga ruang kelas, satu ruang guru, dan satu laboratorium rusak karena kesalahan konstruksi. Sedangkan bangunan lainnya, tidak digunakan karena rentan ambruk.
Atap sekolah tersebut menggunakan baja ringan, sementara gentengnya merupakan genteng tanah liat. Seorang guru di SDN Cirimekar 02 Maulana Hafidz mengatakan, bangunan tersebut didirikan pada 2011 dan mulai digunakan pada 2012.
"Jadi belajar di tendanya gantian. Ada sekitar 150 siswa," kata Maulana. (Baca: Kualitas Pendidikan Indonesia vs Singapura)