Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong Pertamina mengebor Blok Rokan mulai tahun depan. Hal itu untuk mempertahankan produksi blok tersebut ketika terjadi alih kelola dari Chevron pada 2021.
Menurut Arifin, Pertamina rencananya mengebor 72 sumur di Blok Rokan pada tahun depan. Namun, pemerintah memproyeksi perusahaan pelat merah tersebut hanya mampu mengebor 20 sumur.
"Dari 72 target, paling tidak 20 itu bisa terlaksana di tahun depan. Bisa lebih cepatlah," kata Arifin saat ditemui di Gedung BPH Migas, Senin (23/12).
Hal itu lantaran Pertamina dan Chevron belum juga mencapai kesepakatan terkait transisi Blok Rokan. Arifin pun meminta Pertamina untuk lebih pro aktif guna memuluskan proses transisi berjalan lancar.
(Baca: Chevron Tak Investasi, Produksi Blok Rokan Turun Menjadi 161 Ribu BOPD)
"Kami sudah minta Pertamina pro aktif dan Chevron membuka pintu. Tiap minggu Chevron juga sudah lapor. Memang ada hal-hal yang terkait dengan regulasi maupun hak-hak kontraktual," ujar Arifin.
Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Indonesia. Blok seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang sangat baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.
Sejak beroperasi pada 1971 hingga 31 Desember 2017, total produksi di Blok Rokan mencapai 11,5 miliar barel minyak. Namun, produksi Blok Rokan tercatat mengalami penurunan sejak awal tahun ini.
Sedangkan untuk tahun depan, SKK Migas menargetkan produksi di Blok Rokan bisa mencapai 161 ribu bopd atau turun dibanding target tahun ini yang sebesar 190 ribu bopd. Ini lantran Chevron tidak lagi berinvestasi untuk aktifitas apapun di Blok Rokan pada tahun depan.
(Baca: Pemerintah Diminta Intervensi untuk Percepat Pengalihan Blok Rokan)