Ditopang Konsumsi, Bank Mandiri Prediksi Ekonomi 2019 Tumbuh 5,14%

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Kendaraan melaju di antara gedung bertingkat di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Yuliawati
19/12/2019, 20.04 WIB

Selain itu, kebijakan moneter lainnya yaitu penurunan suku bunga acuan BI, 7 Days Revearse Repo Rate, yang dipertahankan di level 5% pada akhir tahun ini. Dia pun meramalkan, BI masih akan menurunkan suku bunga acuan tahun depan sebesar 25 basis poin lagi.

"Diharapkan (transmisi kebijakan moneter) akan mulai terlihat pada 2020," kata Andry menambahkan. Berikut ini pergerakan suku bungan acuan Bank Indonesia seperti terlihat dalam grafik Databoks.

Faktor pendorong pertumbuhan ekonomi tahun depan lainnya yakni kebijakan fiskal yang makin efektif melalui peningkatan kualitas belanja. Dengan begitu, belanja negara memiliki dampak multiplier effect yang tinggi untuk  mendorong pertumbuhan ekonomi.

(Baca: Pengusaha Proyeksi Ekonomi 2020 Terancam Tumbuh di Bawah 5%)

Selain pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri pun memperkirakan beberapa rasio makro ekonomi di luar itu. Seperti inflasi yang tahun depan diramalkan berada pada level 3,54%, atau naik dibandingkan dengan perkiraan inflasi di akhir tahun ini yang berada di level 3,41%.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata sepanjang tahun depan akan mencapai Rp 14.296 per dolar AS. Ramalan tersebut juga naik tipis dibandingkan dengan nilai tukar rupiah rata-rata di sepanjang tahun ini yang diprediksi Bank Mandiri berada pada Rp 14.248 per dolar AS.

Menurut Andry, depresiasi nilai tukar rupiah tahun depan seiring dengan sedikit melebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) akibat meningkatnya aktivitas kegiatan ekonomi pada sektor riil dan investasi. Necara transaksi berjalan mengalami defisit sebesar 2,60% pada 2019 dan 2,8% pada 2020.

Halaman: