Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Pertamina bakal mencari mitra baru untuk proyek New Grass Root Refinery (NGRR) Bontang. Ada dua perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) yang berpeluang menjadi mitra Pertamina di proyek kilang Bontang, yaitu Mubadala dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc).
Salah satu perusahaan tersebut bakal menjadi kandidat kuat menggantikan mitra Pertamina saat ini yaitu Overseas Oil and Gas LLC (OOG). Luhut menyebut OOG yang berasal dari Oman tidak serius dalam menggarap proyek kilang Bontang.
Padahal pemerintah serius mendorong Pertamina membangun kilang di dalam negeri demi menekan defisit neraca perdagangan Indonesia. "Oman itu kelihatannya agak kurang, kami mau larikan mungkin dengan Abu Dhabi," kata Luhut di Gedung Kemenko Maritim, Selasa (10/12).
Lebih lanjut Luhut mengatakan proyek kilang Bontang yang tidak menunjukkan perkembangan. Hal itu menjadi alasan pemerintah meminta Pertamina mencari mitra baru di proyek tersebut.
"Tidak kredibel mereka, kan sudah berapa tahun nih tidak jadi. Nanti bisa masuk dari Abu Dhabi," kata Luhut.
(Baca: Dua Konsorsium Bersaing Dapatkan Kontrak Pengembangan Kilang Balongan)
Sebelumnya, Pertamina memilih konsorsium OOG dan Cosmo Oil International Pte Ltd (COI) untuk membangun kilang Bontang. Namun, Cosmo justru menyatakan mundur dari konsorsium.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan enggan menjabarkan alasan Cosmo mundur dari konsorsium pembangunan kilang Bontang. “Itu pertimbangan mereka," kata dia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Mundurnya Cosmo dari proyek kilang Bontang membuat Pertamina hanya bermitra dengan OOG. Pertamina dan OOG pun telah menandatangani kesepakatan kerangka kerja (framework agreement) untuk membangun kilang berkapasitas 300.000 barrel/hari dan produk petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur.
(Baca: Bos Pertamina Ingin Tawarkan Skema Baru Proyek Cilacap ke Saudi Aramco)