Indef Paparkan Tantangan Berat Menanti Erick Thohir

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) berjabat tangan dengan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno, saat serah terima jabatan di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Ekonom senior Indef Aviliani menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih memiliki tantangan dan pekerjaan rumah yang cukup berat.
26/10/2019, 18.01 WIB

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menilai Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih memiliki tantangan dan pekerjaan rumah yang cukup berat. Pasalnya, masih banyak BUMN yang merugi.

"Hutang BUMN terus naik. Ada pula beberapa masalah, seperti di Garuda Indonesia, Jiwasraya, dan Krakatau Steel," kata Aviliani dalam sebuah diskusi online, Sabtu (26/10).

Aviliani mengatakan hal itu menanggapi terpilihnya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf. Dalam kepemimpinannya, Erick dibantu oleh dua orang wakil menteri, yaitu Budi Gunadi Sadikin dan Kartika Wirjoatmojo.

Untuk BUMN yang terus mengalami kerugian seharusnya perlu ditinjau kembali perlu atau tidak dipertahankan. Apabila tidak lagi mempunyai prospek ataupun terus mengalami kerugian, maka opsi diakuisisi perusahaan pelat merah lain akan menambah value chain. Opsi itu, Aviliani mengatakan, termasuk untuk BUMN yang memiliki hutang besar.

Selain itu, upaya yang harus dilakukan dalam membenahi BUMN yakni dengan melanjutkan rencana holding BUMN. Hal ini agar sesama perusahaan milik pemerintah tidak saling bersaing, tetapi bersinergi, berekosistem, dan memberi nilai yang lebih besar.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan