Pertamina Tuntaskan Pembangunan 161 Titik BBM Satu Harga

ARIEF KAMALUDIN | KATADATA
Hingga Oktober 2019, Pertamina telah menuntaskan pembangunan 161 titik BBM Satu Harga atau tiga bulan lebih cepat dari jadwal pada akhir tahun ini.
3/10/2019, 11.37 WIB

Pertamina mampu menuntaskan pembangunan proyek SPBU BBM Satu Harga lebih cepat tiga bulan dari jadwal pada akhir tahun ini. Selain itu, Pertamina juga membangun satu titik lebih banyak dari target 160 titik.

Pembangunan SPBU BBM Satu Harga dilakukan pada periode 2017-2019 di seluruh wilayah terdepan, terluar, dan terpencil (3T). Rinciannya adalah 54 titik pada 2017, 70 titik pada 2018, dan 37 titik pada 2019.

"Kami mampu mempercepat penyelesaian target pembangunan BBM Satu Harga tahun 2019, tuntas di Oktober dan seluruhnya telah beroperasi penuh/uji operasi. Bahkan melebihi target yang ditetapkan, dari 36 titik terealisasi 37 titik," ujar Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangan tertulis pada Kamis (3/10).

BBM Satu Harga yang telah dioperasikan Pertamina tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Papua sebanyak 33 titik, Maluku 17 titik, Nusa Tenggara sebanyak 25 titik, Sulawesi sebanyak 18 titik, Kalimantan sebanyak 35 titik, Sumatera sebanyak 28 titik, dan Jawa–Bali sebanyak lima titik.

(Baca: Jaga Daya Beli, BPH Migas Cabut Pembatasan Konsumsi Solar Subsidi)

Menurut Fajriyah, Kehadiran BBM Satu Harga telah berhasil menurunkan harga BBM di pengecer yang semula berkisar Rp 7.000 hingga Rp 100.000 per liter menjadi sama di seluruh Indonesia, yakni Rp 6.450 untuk premium dan Rp 5.150 untuk solar.

Program BBM Satu Harga pun diklaim Fajriyah dapat mendorong aktivitas ekonomi di wilayah 3T. Selain itu dapat menurunkan biaya transportasi dan harga barang terutama produk lokal.

Dalam melaksanakan program BBM Satu Harga, Fajriyah mengatakan Pertamina tidak hanya mempertimbangkan aspek profit semata, tetapi bentuk pelayanan untuk negeri. Sebab, perusahaan plat merah tersebut menghadapi banyak tantangan dalam membangun SPBU BBM Satu Harga, seperti mencari investor, status lahan lokasi pembangunan lembaga penyalur, proses perizinan, konflik wilayah, kondisi cuaca, dan kewenangan dalam hal uji tera.

"Tantangannya tidak sedikit, tapi pekerja kami pantang surut. Bahkan menjadi motivasi untuk secara total melayani saudara-saudara kami yang berada di ujung negeri. Karena mereka juga memilik hak yang sama untuk menikmati BBM dengan harga terjangkau sebagai bentuk keadilan energi," katanya.

(Baca: Resmikan Enam SPBU, Pertamina Capai 157 Titik BBM Satu Harga)