Polisi Sebut 265 Mahasiswa Dirawat Usai Demonstrasi di Gedung DPR

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Polisi mencatat 265 mahasiswa terima perawatan usai aksi demonstrasi, Selasa (25/9).
25/9/2019, 16.34 WIB

(Baca: Mahasiswa Korban Tembakan Gas Air Mata Dirawat di Rumah Sakit)

Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat (AMIM) mengatakan 140 korban dirawat di tiga rumah sakit yakni RS Pusat Pertamina (RSPP), RS Pelni dan RS Medistra. Korban paling banyak mengalami sesak nafas setelah tembakan gas air mata aparat.  Selain itu keluhan lemas, kelelahan dan beberapa luka memar juga dialami para demonstran.

Salah satu mahasiswa korban bernama Noufal Siregar (19 tahun) dari Universitas Pertamina hari ini kembali melakukan pemeriksaan kondisinya di RSPP. Noufal mengaku terkena tembakan peluru karet yang mengakibatkan wajahnya memar dan mendapatkan dua jahitan di dalam pipinya.

"Nggak terlalu jelas sih,  tiba-tiba saya merasa kena pukulan keras dan jatuh. Teman-teman yang membawa saya bilang terkena tembakan peluru karet," ujar Naufal.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Amiruddin Al-Rahab yang mendatangu korban luka di RSPP mengatakan sedang mengumpulkan bukti dan kesaksian dari para korban.

"Komnas HAM akan menyampaikan hasil pantauan termasuk bukti-bukti yang kami kumpulkan,” ujar dia.

Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus berdemonstrasi di sekitar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kemarin. Para mahasiswa menolak sejumlah hal, di antaranya Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan pengesahan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Demonstrasi mahasiswa juga terjadi di beberapa daerah lainnya.

Reporter: Dorothea Putri Verdiani (magang)

Halaman:
Reporter: Antara