Kelompok Warga Cilegon Kelola Sampah, Ubah Plastik Jadi BBM

Katadata/Ameidyo Daud
Industri Pengolahan Sampah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Sehati Maju Bersama yang dikelola oleh warga Serdag Baru, Kota Cilegon, Banten.
9/9/2019, 19.54 WIB

Bahan bakar hasil olahan plastik telah digunakan untuk operasional motor pengangkut sampah di Serdag Baru. Dalam uji coba terakhir bahkan 16 kilogram sampah telah diolah masuk pirolisator dan menghasilkan 2 kilogram (setara 1,6 liter) solar, 1,5 kilogram (setara 1,2 liter) bensin, serta 0,5 kilogram (setara 0,4 liter) minyak tanah. 

"Sebenarnya besaran konversinya bisa berubah-ubah tergantung prosesnya. Tapi rata-rata satu kilogram itu setara 0,8 liter (bahan bakar)," kata Zainal yang juga hadir dalam peninjauan.

Meski mampu menjalankan mesin sepeda motor, namun Head of Corporate Communication Chandra Asri Angelin Sumendap mengatakan secara komersil bahan bakar ini masih harus melalui tahap uji coba dulu.

“Karena kami perlu mengetahui kandungan oktannya,” kata Angelin.

Wawan mengatakan, untuk menumbuhkan minat memilah, maka pihaknya menyediakan voucher seharga Rp 25 ribu bagi masyarakat yang memisahkan sampah. Harga sampah yang dipilah juga bervariasi mulai dari Rp 100 untuk beling hingga Rp 25 ribu untuk kuningan.

Untuk memastikan sistem berjalan lancar maka Chandra Asri juga menggandeng Digital Waste Solution (DWS) guna mencatat data sampah yang masuk dari rumah tangga. “Voucher bisa ditukar kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng," kata Wawan.

(Baca: Menengok Pengelolaan Sampah di Jakarta dan Surabaya)

Ketua KSM Sehati yakni Murad M. Yasin mengatakan fasilitas Masaro ini baru mulai terwujud setelah pihaknya bekerja sama dengan Chandra Asri. Awalnya lingkungan kampung hanya memiliki bank sampah yang mulai dikelola tahun 2017, namun saat itu masyarakat belum meminati produk olahan yang dihasilkan. Setelah dikeroyok dengan konsep Masaro bersama Chandra Asri, KSM tersebut berhasil membuat dan menjual pupuk cair dari bahan organik.

Pupuk tersebut hingga saat ini telah diproduksi sebanyak 10 ribu liter dengan harga Rp 50 ribu untuk kemasan 1 liter dan Rp 25 ribu untuk 0,5 liter. "Nama (produknya) Poci," kata Murad.

Angelin Sumendap mengatakan alasan pihaknya mendukung Masaro ini untuk membantu pemerintah mengelola sampah. Selain itu, Chandra Asri ingin menepis anggapan plastik merupakan biang keladi masalah sampah saat ini. 

"Apalagi di kota Cilegon ini sampah plastik hanya 20%. Jadi kalau ada masalah jangan-jangan di pengelolaannya," kata Angelin.

Sedangkan warga yang bernama Titin mengatakan warga terbantu dengan konsep pemilahan ini. Saat ini pengambilan dan daur ulang sampah telah dilakukan dengan melibatkan 1.000 Kepala Keluarga (KK). Dia berharap, setelah pupuk dan BBM, ada produk lain yang dapat dihasilkan oleh pengolahan sampah ini.

"Ibu-ibu juga senang karena dapat voucher," katanya.

Halaman: