Jokowi di Parlemen: Untuk Apa Studi Banding Jika Ada Smartphone?

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Dengan majunya teknologi, Jokowi minta studi banding ke luar negeri dikurangi.
16/8/2019, 11.36 WIB
 
Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan aparatur negara agar bekerja efisien. Apalagi, saat ini teknologi telah berkembang sangat maju sehingga harus direspons dengan kerja yang lebih ringkas.
 
Hal ini disampaikan Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di depan Sidang Bersama Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Rakyat RI, Jakarta, Jumat (16/8). Ia mencontohkan, dengan adanya ponsel pintar maka studi banding ke luar negeri dapat diminimalisir.
 
"Untuk apa jauh-jauh ke luar negeri, padahal informasi bisa diperoleh dari smartphone. Mau ke Amerika Serikat, Rusia, Jerman, di sini (sudah) ada semuanya," ujarnya. 
Ia menjelaskan, pemanfaatan teknologi baru telah memudahkan hal yang dulu terasa sulit sehingga mempercepat proses untuk mencari informasi maupun menyelesaikan berbagai hal. Jokowi merasa munculnya teknologi baru perlu dibarengi dengan penyederhanaan organisasi, termasuk di pemerintahan. "Jumlah aparat yang tidak efisien juga harus dipangkas," ujar Jokowi.

Presiden juga meminta pergeseran makna keberhasilan kerja eksekutif hingga legislatif bukan hanya dilihat berdasarkan banyaknya aturan yang dikeluarkan. Keberhasilan kinerja eksekutif dan legislatif harus diukur dari berapa banyak kepentingan masyarakat yang terlindungi dengan baik.
Kepentingan rakyat yang dimaksud adalah upaya masyarakat mencapai cita-citanya. Oleh sebab itu, regulasi yang dikeluarkan harus memberi rasa aman, memudahkan, hingga mendorong inovasi menuju Indonesia maju. "Intinya melindungi kepentingan rakyat, bangsa, dan negara," ujar Jokowi.