Pertamina Proyeksi Indonesia Defisit Gas Mulai 2035

PT Pelindo Energi Logistik
Ilustrasi, kapal LNG. Pertamina memproyeksi Indonesia akan mulai impor gas berupa LNG mulai 2035.
31/7/2019, 21.06 WIB

Pertamina sudah menyiapkan infrastruktur untuk impor LNG. Salah satunya proyek floating storage regasification unit (FSRU) di Cilacap yang digarap bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Awalnya, FSRU hanya digunakan untuk menyuplai energi untuk proyek RDMP Cilacap dengan kapasitas 75 MMscfd. Namun ke depannya, FSRU Cilacap akan dikembangkan hingga 200 MMscfd untuk menampung impor LNG. Selain FSRU, Pertamina akan membangun pipa gas yang tersambung dari Sumatera Utara (Sumut) hingga Jawa Timur (Jatim).

Pertamina juga akan meningkatkan kerja sama dengan trader-trader gas di luar negeri. "Kami melakukan kerja sama dengan trader-trader di luar negeri seperti Eni, Mitsui, dan kami juga punya perwakilan trader di Tokyo,"ujarnya.

Sebelumnya, pemerintah memproyeksi impor gas akan dimulai pada 2025. Namun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan kapasitas produksi gas Indonesia hingga 2025 masih cukup memenuhi kebutuhan gas domestik. Bahkan, negara ini bisa mengimpor gas sebesar 50% dari produksi gas nasional.

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, akan ada potensi tambahan produksi gas dari proyek JTB dan Tangguh Train III pada 2025. Sehingga produksi gas akan semakin tinggi. "Kami perkirakan di 2025 akan tetap di atas 60% karena pertumbuhan demand-nya itu kan tidak melompat tapi pertumbuhan produksi akan melompat dengan munculnya JTB dan Tangguh Train III," Kata Dwi.

(Baca: Buku Neraca Terbit, Indonesia Akan Alami Defisit Gas Tahun 2025)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan