Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan kebocoran gas dan tumpahan minyak di Blok Offshore North West Java (ONWJ) sudah berimbas ke delapan desa yang ada di Bekasi dan Karawang. Rinciannya, dua desa di Bekasi dan enam desa di Karawang.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RM Karliansyah mengatakan, Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai operator Blok ONWJ bersama masyarakat terus berupaya mengumpulkan tumpahan minyak yang ada di pesisir pantai di delapan desa tersebut.
"Kerugian belum diketahui persis," ujarnya kepada Katadata.co.id, Selasa malam (23/7).
Di sisi lain, Manager Kampanye Energi dan Perkotaan Dwi Sawung juga mengatakan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 Blok ONWJ sudah sampai hingga pesisir pantai Karawang. Dia pun pun meminta agar tumpahan minyak yang ada di sekitar lokasi tersebut segera dilokalisir. Jika tidak, tumpahan minyak dapat mematikan habitat di pesisir pantai Karawang.
(Baca: Gelembung Gas Bocor di Blok ONWJ, Jonan: Sudah 3 Kali Anjungan Miring)
Pertamina telah berusaha menanggulangi kebocoran gas dan tumpahan minyak yang berasal dari Blok ONWJ. Salah satu caranya dengan menyediakan oil boom atau alat penghalang minyak. Selain itu, Pertamina juga melibatkan perusahaan asal Houston Amerika Serikat, Boot & Coots, untuk menangani peristiwa tersebut. Boots & Coots merupakan perusahaan yang terlibat dalam penanganan ledakan rig lepas pantai Deepwater Horizon di Gulf Mecixo pada 2010 lalu.
Peristiwa kebocoran gas dan tumpahan minyak pertama kali terjadi pada 12 Juli 2019 ketika PHE melakukan well kick pada sumur (re-aktivitasi) YYA-1. Kemudian pada 14 Juli 2019, gelembung gas semakin besar disusul semburan minyak dari sumur tersebut. PHE memutuskan untuk menghentikan sementara kegiatan proyek di sekitar anjungan lepas pantai YYA Blok ONWJ.
PHE langsung mengevakuasi 60 kru yang berada di lokasi dan memastikan tak ada korban jiwa terkait insiden tersebut. PHE juga menerjunkan tim khusus Incident Management Team (IMT) untuk memantau perkembangan di sekitar sumur. Selain itu, PHE menganalisa penyebab kebocoran serta langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani kasus tersebut.
Akibat insiden tersebut, jadwal produksi Lapangan YY Blok ONWJ yang ditargetkan mulai pada September 2019 harus mundur hingga tahun depan. Lapangan YY diproyeksi dapat menambah produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi sebesar 25,5 MMSCFD.
(Baca: Pertamina Gandeng Tim Deepwater Horizon Atasi Gelembung Gas Bocor ONWJ)