Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait persetujuan pemerintah terhadap rencana pengembangan (PoD) Blok Masela yang diajukan oleh Inpex Corporation. Jokowi mengatakan, investasi senilai US$ 18 sampai US$ 20 miliar merupakan investasi gas terbesar.
Jokowi pun berjanji akan mengumumkan investasi dan rencana pengembangan Blok Masela secara khusus. "Saya akan bicara mengenai masalah Masela karena sebuah investasi yang sejak kita merdeka paling besar," katanya di Istana Negara, Jakarta, Jumat (19/7).
Dia mengaku bakal terus mengawal pengembangan Blok Masela. Sehingga, proyek tersebut bisa mulai berjalan pada 2027. Apalagi dampak ekonomi dari dimulainya proyek Blok Masela bakal menguntungkan Indonesia.
Persetujuan pemerintah terhadap PoD Blok Masela yang diajukan Inpex merupakan babak baru setelah 20 tahun tidak ada kepastian terhadap proyek tersebut. Dalam PoD, pemerintah dan Inpex sepakat nilai investasinya berkisar US$ 18 miliar-US$ 20 miliar.
(Baca: Bos Inpex Incar Pembeli Gas Masela dari Jepang, Tiongkok, dan Taiwan)
Indonesia akan menerima sekitar US$ 39 miliar atau setidaknya 50% dari keuntungan yang didapat dari produksi Blok Masela. Selain itu, ada juga dampak lanjutan proyek Blok Masela seperti pembangunan industri petrokimia. Pengembangan industri petrokimia juga akan jadi salah satu keunggulan pengembangan gas abadi di Blok Masela.
Dia pun menargetkan penyerapan tenaga kerja dari proyek tersebut bisa mencapai lebih dari seratus ribu orang. Jokowi pun meminta Inpex untuk mengembangkan proyek Blok Masela dengan sumber daya manusia dan konten lokal.
"Saya sampaikan kepada Inpex, penggunaan tenaga kerja dan karyawan dari daerah lokal dan sekitarnya di Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah melaporkan perkembangan Blok Masela kepada Jokowi. Jonan juga membawa Chief Executive Officer (CEO) Inpex Corporation Takayuki Ueda dan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto dalam pertemuan pada Selasa (16/7) lalu.
"Jadi kami lapor, kami serahkan persetujuannya di hadapan bapak presiden," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
(Baca: Lapor Proyek Masela Dimulai, Jonan Bawa Bos Inpex Ketemu Jokowi)
Blok Masela direncanakan mulai berproduksi pada 2027. SKK Migas menargetkan produksi gas Blok Masela berupa LNG sebesar 9,5 MTPA dan gas pipa sebesar 150 mmscfd.
Untuk mengembangkan Blok Masela, SKK Migas mengestimasi nilai investasi sekitar US$ 19,8 miliar. Kepastian nilai investasi baru akan diperoleh setelah Inpex menyelesaikan proses final investment decision (FID) yang ditargetkan terjadi pada 2022. Untuk mencapai keekonomian proyek, Inpex mendapatkan sejumlah insentif seperti pajak, besaran bagi hasil, dan investment credit.