Ada Gelembung Gas di Blok ONWJ, Target Lifting Migas Bisa Tak Tercapai

Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi kegiatan hulu migas lepas pantai. Pertamina Hulu Energi (PHE) menganalisa penyebab terjadinya gelembung gas di Lapangan YY Blok ONWJ.
17/7/2019, 18.23 WIB

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menghentikan sementara kegiatan proyek di sekitar anjungan lepas pantai YYA Blok North West Java ( ONWJ) setelah muncul gelembung gas yang cukup besar. PHE juga telah mengevakuasi 60 kru yang berada di lokasi dan memastikan tak ada korban jiwa terkait insiden tersebut.

Namun, kejadian itu mengancam mundurnya produksi Lapangan YY Blok ONWJ yang ditargetkan mulai pada September 2019. Lapangan ini diproyeksi dapat menambah produksi minyak sebesar 4.065 BOPD dan gas bumi sebesar 25,5 MMSCFD.

Insiden tersebut juga mengancam pencapaian lifting migas tahun ini karena Lapangan YY menjadi salah satu proyek yang diharapkan mampu menggenjot pencapaian lifting migas 2019.  Ditanya mengenai hal tersebut, Direktur Utama PHE Meidawati mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk memenuhi target produksi.

"Tapi saat ini kami akan upayakan untuk peninjauan sumur YYA1 dulu,"kata Meidawati kepada Katadata.co.id pada Rabu (17/7).

(Baca: Pertamina Tak Serap LNG Bontang, Lifting Gas Hanya 86% dari Target)

Vice Presiden Relation PHE Ifki Sukarya menjelaskan insiden tersebut terjadi pada 12 Juli lalu ketika PHE melakukan well kick pada sumur (re-aktivitasi) YYA-1 yang menyebabkan munculnya gelembung di sekitar anjungan lepas pantai. Kemudian pada 14 Juli 2019 gelembung gas semakin membesar.

"Perkembangan proyek lapangan YY dalam situasi darurat pada saat sumur YYA-1 terjadi aliran gelembung gas dari sumur yang perlu ditindaklanjuti dengan penutupan sumur," kata Ifki dalam konferensi pers di Gedung Tower PHE, Jakarta, Rabu (17/7).

Lebih lanjut Ifki menyebut, gelembung gas muncul ketika dilakukan tahap persiapan produksi di sumur YYA-1. PHE pun langsung menerjunkan tim khusus Incident Management Team (IMT) untuk memantau perkembangan di sekitar sumur. PHE juga menganalisa penyebab kebocoran dan langkah-langkah yang akan diambil untuk menangani kasus ini.

"Kami laporkan terus perkembangannya ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi dan Direktorat Jenderal Migas. Ada dua orang dari Ditjen Migas di dalam IMT. Kami harapkan tim segera keluar hasil assesement-nya pada hari ini," kata Ifki.

(Baca: Tingkatkan Produksi Migas, Pertamina Percepat Pemasangan Anjungan)

Reporter: Verda Nano Setiawan