2 Polwan dalam Bursa Calon Pimpinan KPK

Ajeng Dinar Ulfiana|KATADATA
Gedung KPK di Jakarta
Penulis: Dwi Hadya Jayani
21/6/2019, 19.09 WIB

(Baca: Libatkan BNPT, Pansel KPK Siap Tangkal Calon yang Terpapar Radikalisme)

Pada Februari 2017 kariernya menanjak sebagai Direktur Pemberdayaan Alternatif Badan Narkotika Nasional (BNN). Kapolri Tito Karnavian secara langsung menyerahkan pangkat Brigjen kepada Juansih, sebulan setelah Juansih masuk BNN. Saat mendapatkan amanah ini, Juansih bersyukur dan berharap dapat mengemban jabatannya dengan sebaik mungkin.

Pekerjaan dan pendidikan yang ditempuhnya tak membuat Juansih melupakan keluarga. Istri Teddy Supriadi dan ibu tiga anak ini mampu mengatur waktu antara pekerjaan, pendidikan, dan ibu rumah tangga. Juansih berupaya agar suami dan anak-anak terawat dan sehat, termasuk untuk pendidikan dan agamanya. Di sela kesibukannya, Juansih masih menjalankan hobi mendesain baju dan berkebun.

Sri Handayani: Wakapolda Wanita Pertama di Kalimantan Barat

Brigjen Pol Dra Sri Handayani, M.H menjabat sebagai Wakapolda Kalbar menggantikan Brigjen (Pol) Amrin Remico. Sri berhasil menembus sejarah sebagai seorang polisi wanita pertama yang menjadi Wakapolda di Polda Kalbar. Saat menjabat sebagai Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Kasetukpa) Polri, Sri menjadi salah satu dari dua polwan di Indonesia yang berpangkat jenderal bintang satu bersama dengan Brigjen Ida Utari. 

Wanita kelahiran Surakarta pada 14 April 1962 ini merupakan lulusan sekolah perwira militer sukarela (Sepamilsuk) Polri atau Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) pada 1986. Kemudian melanjutkan pendidikan di Selapa Polri pada 1986, Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri pada 2000-2001, dan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada 2014.

Sri sempat menyatakan di mana pun bertugas, dia akan berusaha secara maksimal dalam menjalankan amanahnya. Prinsipnya, menjalankan amanah dengan rasa tanggungjawab, bersih, akuntabel, dan humanis. Dia juga berkomitmen lepas dari tindakan korupsi, nepotisme, dan senantiasa mengedepankan HAM.

(Baca: Jokowi Tetapkan Sembilan Nama Pansel Calon Pimpinan KPK)

“Pesan saya untuk Polwan yang lain, pahami tugas dari pimpinan. Jalankan secara profesional, saya yakin pasti jenjang karir akan baik.‎ Jadikan saya sebagai barometer polwan yang berhasil dan silahkan monitor tugas-tugas saya,” pesan Sri kepada polwan lain untuk meneladani kinerja dan kariernya. Dia mendorong para polwan berkaca pada kariernya yang kian moncer. Apalagi Sri menjadi punggawa yang siap ditempatkan di mana saja.

Pada awal kariernya, Sri mengemban amanah sebagai Pama Pada Subditbinjas Ditpers Polri (1986) dan Paur Subbag Binsis Subdit Binjas Ditpers Polri (1987). Sri juga berhasil menduduki posisi pemimpin di sejumlah daerah, yaitu Wakapolres Metro Jaksel pada 2003, Kapolres Sragen Polda Jateng pada 2005, dan Kapolres Karanganyar Polda Jateng pada 2009.

Pada 2014, Sri dipercaya menjadi Analis Kebijakan Madya Lemdiklat dan Analis Kebijakan Madya bidang Gadikwa Robindiklat Polri. Selanjutnya pada 2016, Sri menjabat sebagai Kasat Manggala Praja IPDN dan Kasetukpa Lemdiklat Polri. Hingga saat ini, jabatan terakhirnya adalah Wakapolda Kalbar yang dilantik pada tahun lalu.

Halaman: