Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, belum juga memutuskan pengelolaan Blok Corridor yang akan berakhir kontraknya pada 2023. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Djoko Siswanto menyatakan, pemerintah masih memproses proposal perpanjangan kontrak yang diajukan oleh kontraktor eksisting, yaitu ConocoPhillips, Repsol, dan Pertamina.
Jika proposal perpanjangan kontrak yang diajukan oleh kontraktor eksisting ditolak, maka pemerintah akan membuka lelang Blok Corridor. "Sesuai Peraturan Menteri saja, kan sekarang lagi di proses nih, belum selesai. Nanti kalau ditolak, baru lelang," ujar Djoko saat ditemui di Gedung Komisi VII DPR, Kamis (20/6) malam.
Lelang itu akan membuka kesempatan bagi perusahaan migas lain untuk mengelola blok itu. "Siapapun boleh menyatakan minat, tapi sesuai aturan," ujarnya.
(Baca: Medco Tertarik Ikut Berebut Garap Blok Corridor)
Dalam Peraturan Menteri ESDM (Permen ESDM) Nomor 23 Tahun 2018 tentang Pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Migas yang Akan Berakhir Kontrak Kerja Samanya, Menteri ESDM menetapkan pengelolaan blok migas terminasi dalam bentuk perpanjangan kontrak kepada kontraktor eksisting terlebih dahulu, lalu diberikan kepada Pertamina atau pengelolaan bersama antara kontraktor eksisting dan Pertamina, dan terakhir dilelang oleh pemerintah.
Saat ini ConocoPhilips tercatat sebagai kontraktor Blok Corridor dengan hak partisipasi sebesar 54% setelah mengakuisisi Gild Resources pada 2012. Sisa hak partisipasi dipegang oleh Pertamina sebesar 10% dan Repsol Energy 36%.
ConocoPhillips bersama Repsol sudah mengajukan proposal perpanjangan kontrak untuk Blok Corridor. ConocoPhillips dan Repsol bersaing dengan Pertamina yang juga mengajukan proposal pengelolaan Blok Corridor pasca 2023.
Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah bertemu dengan CEO ConocoPhillips Ryan Lance di Houston, Amerika Serikat pada 22 Mei lalu. Pertemuan itu membahas kelanjutan pengelolaan Blok Corridor. Namun hingga kini Menteri ESDM belum juga memutuskan pengelolaan Blok Corridor pasca 2023.
Blok Corridor merupakan blok migas dengan kontribusi produksi gas ketiga terbesar di Indonesia. Produksi gas Blok Corridor menyumbang hingga 17 % dari total produksi gas nasional. Pengelolaan blok migas ini juga sangat strategis karena akan terintegrasi dengan Blok Rokan dan Kilang Dumai di Riau.
(Baca: Menanti Keputusan Jonan Terhadap Pengelolaan Blok Corridor)