Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman mendorong Pertamina (Persero) menggenjot eksplorasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas. Maman menyarankan Pertamina (Persero) tak hanya mengandalkan blok-blok tua atau terminasi, karena tren produksi blok terminasi selalu mengalami penurunan, sehingga tidak akan menambah jumlah produksi.
Untuk menggenjot eksplorasi, Pertamina disarankan melakukan terobosan di antaranya restrukturisasi di internal perusahaan pelat merah tersebut. "Terobosan yang harus dilakukan oleh Pertamina adalah dengan menggalakkan eksplorasi, restrukturisasi di internal Pertamina dengan mengambil tenaga-tenaga SDM profesional dari luar Pertamina agar terjadi perubahan mindset," kata Maman Kepada Katadata.co.id, Jumat (7/6).
(Baca: Kinerja 2018 Pertamina Tertolong Piutang & Subsidi BBM dari Pemerintah)
Maman mengusulkan agar hanya satu Kementerian yang menaungi Pertamina dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yakni Kementerian ESDM. Dia menyebut, Kementerian BUMN tidak perlu menaungi perusahaan pelat merah.
Dua kementerian yang menaungi Pertamina, membuat ketidakjelasan pertanggungjawaban para pejabat. "Pejabat Pertamina tak akan takut bila dievaluasi pejabat ESDM, sebab mereka berpikir yang dapat mengganti mereka adalah Menteri BUMN," katanya.
PT Pertamina (Persero) menganggarkan investasi sebesar US$ 2,6 miliar atau sebesar 60% dari total investasinya tahun ini sebesar US$ 4,2 miliar. Dari dana tersebut, Pertamina menganggarkan US$ 1,9 miliar atau setara Rp 27,4 triliun khusus untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan di 98 proyek hulu migas.
(Baca: Konsumsi BBM Naik 36% Saat Puncak Mudik, Pertamina Siaga Arus Balik)
Adapun rincian 98 proyek hulu migas domestik tersebut yakni 29 proyek dilaksanakan oleh PT Pertamina Hulu Energi, dua proyek oleh PT Pertamina EP Cepu, satu proyek oleh PEPC ADK, 19 proyek oleh PT Pertamima Hulu Indonesia, 47 proyek dilaksanakan oleh PT Pertamina EP.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan proyek-proyek migas yang akan dikerjakan di 98 proyek hulu migas tersebut meliputi kegiatan untuk mempertahankan produksi seperti kegiatan pengeboran, konstruksi fasilitas produksi, pengembangan struktur temuan migas, serta pengembangan enhanced oil recovery (EOR). Proyek-proyek ini penting dalam mempertahankan pendapatan hulu migas Pertamina.
Sementara untuk kegiatan eksplorasi baru dilakukan melalui akses ke wilayah kerja eksplorasi baru dan investasi untuk melakukan survei seismik regional. Dharmawan pun menegaskan jika ia mendorong untung digalakkannya eksplorasi baru.
"Satu hal yang perlu saya ulangi lagi. Ada eksplorasi eksisting dan eksplorasi baru. Kami eksplorasi baru," kata Dharmawan saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, beberapa pekan lalu.
(Baca: Pertamina Disebut Cetak Laba Melebihi Rp 20 Triliun pada 2018)