Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan lifting migas hingga April 2019 baru mencapai 1,805 juta barel setara minyak per hari (boepd). Capain tersebut hanya 89% dari target yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang sebesar 2 juta boepd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya lifting migas hingga April 2019 ini karena decline rate yang lebih tinggi dan lebih cepat di beberapa blok migas besar. Misalnya, blok migas yang dikelola Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Energi OSES, Pertamina Hulu Energi ONWJ, Medco E&P Natuna, BP Berau (Blok Tangguh), dan Eni Muara Bakau.
"Kondisinya sangat berat untuk mengejar," ujar Dwi saat paparan kinerja hulu migas caturwulan I di Jakarta, Rabu (8/5).
(Baca: Proyek Migas Baru yang Beroperasi Tahun Ini Meningkat Jadi 13)
Meski begitu, ia optimistis lifting migas dapat mencapai target di akhir 2019 karena ada 11 proyek utama yang akan mulai berproduksi (onstream). “Dengan tambahan produksi mencapai 13.587 bopd dan 1.172 MMscfd, kami optimistis pada akhir tahun target lifting dapat tercapai,“ ujar Dwi.
Sejauh ini, proyek baru yang sudah berproduksi yaitu proyek Terang Sirasun Batur Phase 2 dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Kangean Energy Indonesia. Estimasi produksi dari proyek tersebut mencapai 120 MMscfd dan investasi sebesar US$ 214 juta.
Di sisi lain, lima proyek baru sudah mencapai aktualisasi di atas 60% dan diharapkan onstream pada semester I ini. Sedangkan sisanya sebanyak lima proyek akan onstream di semester dua.
Pencapaian investasi hulu migas juga masih di bawah target. Besarannya baru mencapai US$ 3,17 miliar per April, atau 21,43% dari target investasi tahun ini yang sebesar US$ 14,79 miliar.
(Baca: SKK Migas dan KKKS Komitmen Investasi Senilai Rp 28 Triliun)
Namun, Dwi tetap optimistis target investasi bisa tercapai. Salah satu penyokongnya, komitmen kerja pasti (KKP) dari wilayah kerja (WK) Jambi Merang pada tahun ini sebesar US$ 38,1 juta.
"Kami harapkan ke depan target investasi di tahun 2019 adalah US$ 14,79 miliar dapat tercapai. Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP dan komitmen pasti sudah dialokasikan sebesar US$ 1,14 miliar untuk meningkatkan penemuan eksplorasi,” ujar Dwi.
Untuk menggenjot investasi, SKK Migas juga membuat program “Exploration Roadshow” sejak tahun lalu ke enam negara untuk mempromosikan sepuluh area dengan potensi migas besar atau giant field. Selain itu, SKK Migas gencar mendorong kegiatan eksplorasi dengan membentuk Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) pada 30 April lalu untuk mencari penemuan migas besar.