Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin menyerukan rekonsiliasi nasional usai pelaksanaan pemilihan umum presiden (Pilpres 2019) dan legislatif. Ma’ruf mengatakan telah dihubungi calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno untuk bertemu terkait upaya tersebut.
Walau kontak sudah terjalin, kedua tokoh ini belum sempat bertemu usai Pilpres 2019. “Mungkin karena masih sama-sama sibuk,” kata Ma’ruf kepada wartawan usai ber-silaturahim di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Surabaya, Minggu sore (28/4).
Terlepas dari ajakan Sandiaga Uno untuk bertemu, dalam kesempatan itu, Ma'ruf mengimbau segenap masyarakat untuk menerima hasil Pilpres 2019 yang secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Apalagi, kedua kubu telah berikrar siap menang dan kalah, bukan hanya siap menang tanpa siap kalah.
Sejauh ini, pasangan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf dinyatakan sebagai pemenang pemilu presiden 2019 berdasarkan penghitungan cepat atau quick count oleh berbagai lembaga survei. Dari tabel Databoks berikut ini, hasil hitung cepat enam lembaga survei dengan sampel mendekati 100 % menunjukkan Jokowi-Maruf unggul 7 – 9 % dari pesaingnya, Prabowo Subianto-Sandi.
Menurut Ma'ruf, seandainya hasil quick count itu memang benar, tugas besar pertama yang akan dilakukan bersama Jokowi adalah merajut kembali keutuhan bangsa Indonesia yang terkoyak oleh pemilu presiden dan legislatif. “Politik identitas semakin mengeras. Kelompok radikal telah masuk ke dunia politik untuk menyalurkan aspirasinya. Itu tantangan dunia perpolitikan kita sekarang,” ujar Ma’ruf.
(Baca: Real Count KPU 45%, Jokowi Unggul 9 Juta Suara)
Aliran intoleran yang marak di Indonesia sekarang ini, menurut dia, mirip dengan yang terjadi di negara-negara Timur Tengah selama beberapa tahun terakhir. Karena itu, NU sebagai kekuatan ormas Islam terbesar punya tanggung jawab besar untuk mengawal agar aliran intoleran tidak berkembang di Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Ma'ruf memastikan bersama Jokowi bertekad membangun dan mensejahterakan bangsa Indonesia. “Tekad kami adalah mengubah Indonesia sebagai middle income country menjadi high income country. Untuk mencapainya, kita harus bergeser dari kondisi yang terjadi sekarang,” ujarnya.
Sandiaga Uno Siap Temui Ma’ruf
Kamis kemarin, Sandiaga Uno memang mengungkapkan keinginannya bertemu Ma'ruf Amin. Pertemuan tersebut diharapkan segera berlangsung tanpa perlu menunggu hasil penghitungan suara Pilpres 2019 dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) selesai.
Bagi Sandi, pertemuan dengan lawan tandingnya dalam Pilpres 2019 ini bukan kompromi politik melainkan hubungan silaturahim antara guru dan murid. “Saya kapan saja, misalnya sekarang ditelepon, saya akan pergi temui Pak Kyai,” kata Sandiaga di Ciputat, Tangerang Selatan.
(Baca: Sandiaga Dukung Pembentukan Tim Pencari Fakta Usut Kecurangan Pemilu)
Dia menyatakan sejak Agustus 2018 dirinya ingin mengadakan pertemuan rutin dengan Ma'ruf Amin. Permintaan tersebut telah disampaikan sendiri maupun melalui perantara tokoh lain seperti Ustadz Yusuf Mansur. Namun hingga kini rencana tersebut belum terlaksana. “Ini merupakan satu penantian yang lama,” kata dia.