Sebut Pertumbuhan Ekonomi Ndasmu, Luhut Tuding Prabowo Kasar

ANTARAFOTO | ICom | Jefri Tarigan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
8/4/2019, 15.00 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan merespons kritik calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 5%. Dalam sebuah acara pagi tadi dengan awak media, Luhut mempertanyakan pernyataan Prabowo yang menyebut angka tersebut ndasmu.

Menurut Luhut, mengelola pemerintahan tidak sesederhana itu. Dia mengatakan, dunia saja mengakui pertumbuhan ekonomi  5% Indonesia sebagai prestasi. Karena itu pernyataan mantan anak buahnya di Kopassus tersebut dinilai aneh. "Kalau dibilang ndasmu aneh juga, kok kasar begitu," kata Luhut di Jakarta, Senin (8/4).

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5%, Prabowo: Ndasmu)

Bukan hanya Prabowo, Luhut menyindir ada pihak yang menjanjikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 8% dalam program 100 hari kerjanya. Pernyataan itu sebelumnya dilontarkan mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Makanya Luhut mengaku ingin belajar kepada yang bersangkutan. "Karena untuk mempertahankan (5%) saja bukan main," kata dia.

Selain itu, Prabowo mengaku dapat masukan Rizal soal menurunkan Tarif Dasar Listrik dalam 100 hari apabila terpilih. Luhut lalu menyindir kisah seorang ekonom yang menjabat sebagai menteri bersama-sama dirinya. Kebetulan, saat Rizal menjabat Menko Kemaritiman, Luhut menjadi Menko Politik, Hukum, dan Keamanan. "Kapan success story-nya? Saya kan menteri sama-sama dia," kata Luhut.

(Baca: Orasi Kampanye, Prabowo Janji Turunkan Tarif Listrik dalam 100 Hari )

Dalam persoalan tarif listrik, Luhut mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan harga jual dan produksi. Pemerintahan Joko Widodo mengambil banyak kebijakan untuk menekan harga. "Karena itu, ada infrastruktur dan dana desa agar biaya produksi menurun," katanya.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution