PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) sedang berdiskusi dengan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) dan PT Jakarta Propertindo (JakPro) untuk menyediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Nantinya, SPLU ini melayani pengisian listrik untuk bus listrik di Bandara Internasioanl Soekarno-Hatta, Tangerang.
Direktur Bisnis Regional Jawa bagian Timur, Bali, dan Nusa Tenggara PLN Djoko Abumanan mengatakan, SPLU ini bakal dilengkapi dengan teknologi pengisian daya cepat (fast charging). "Fast charging ini kan berupa inverter yang cukup besar yakni 200 kVA," kata Djoko di kantornya, Jakarta, Senin (18/3).
(Baca: Pembangunan Stasiun Pengisian Listrik di Jakarta Lampaui Target)
Djoko mengatakan, perusahaannya masih mendiskusikan kerja sama ini dengan DAMRI dan JakPro. Diskusi itu membahas tentang siapa yang bakal menyediakan fasilitas SPLU. Karena masih dikaji, ia enggan berkomentar banyak perihal itu. Namun, ia memastikan bahwa PLN akan menyediakan listrik untuk dialirkan ke SPLU tersebut.
Investasi yang digelontorkan untuk membangun satu SPLU mencapai Rp 2 miliar. Djoko mengatakan, PLN menggandeng perusahaan atau investor lain karena menyadari bahwa investasi yang dikeluarkan tidaklah sedikit. "SPLU yang kami siapkan, siapa pun bisa bergabung tapi nanti listriknya dari PLN," kata dia.
Sejauh ini, PLN bersama DAMRI dan JakPro sepakat untuk membuat empat SPLU. Namun, jumlah tersebut bisa saja berubah tergantung jumlah armada bus listrik yang disiapkan oleh DAMRI. Selain itu, banyaknya SPLU tergantung dari rute yang bakal ditempuh oleh bus tersebut. Meski beberapa hal masih didiskusikan, ketiga perusahaan menargetkan pembangunan SPLU ini selesai di tahun ini.
(Baca: Dukung Mobil Listrik, PLN Akan Bangun 5 Stasiun Pengisian Tahun Ini)
Sebelumnya, General Manager PLN Distribusi Jakarta Jaya (Disjaya) M Ikhsan Asaad mengatakan, ada kendaraan lain yang memanfaatkan listrik seperti Moda Raya Terpadu (Mass Rapid Transit/MRT) dan Lintas Rel Terpadu (Light Rail Transit/LRT). Ia mencatat, konsumsi listrik untuk MRT sebesar 65 Megawatt (MW), sedangkan LTR 35 MW.
Listrik yang digunakan untuk MRT berasal dari gardu distribusi listrik atau Receiving Substation (RSS) yang berada di Pondok Indah dan CSW, Jakarta Selatan. Sedangkan, suplai listrik untuk LRT RSS berada di Pulomas, Jakarta Timur dan Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
Ikhsan mengaku sudah berdiskusi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menggunakan listrik. "Saya bilang ke Anies Baswedan untuk bisa beralih, supaya mengurangi impor dan emisi," kata Ikhsan pada 14 November 2018 lalu.