Jelang Pemilu 2019, KPU Siapkan Mobil Pengeras Suara di Tiap Desa

Simulasi Pemilu 2019. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menargetkan jumlah partisipasi masyarakat mencapai 77,5 persen dalam pemilu tahun ini.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Sorta Tobing
12/3/2019, 12.48 WIB

Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyiapkan mobil pengeras suara di tiap desa seluruh Indonesia. Mobil tersebut akan digunakan untuk mengimbau masyarakat di desa agar datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019.

"Biasanya kami minta ada mobil keliling yang sambil memberi informasi, sambil keliling," kata Ketua KPU Arief Budiman di kantornya, Jakarta, Selasa (12/3).

KPU juga akan meminta masyarakat membantu penyampaian informasi melalui pengeras suara yang berada di tempat ibadat dan kantor-kantor pemerintahan setempat. Dengan demikian, tidak ada masyarakat yang ketinggalan menggunakan hak pilihnya.

Penyampaian imbauan itu akan dilakukan selama hari tenang Pemilu 2019 pada 14-16 April 2019. Imbauan juga akan disampaikan ketika hari pemungutan suara pada 17 April 2019 dengan melihat jumlah pemilih yang sudah dan belum mencoblos.

"Biasanya kami meminta bantuan kepada warga setempat, misalnya sampai jam 09.00, sudah berapa orang yang milih. Biasanya warga membantu kami memberikan pengumuman," kata Arief.

(Baca: Pendukung Prabowo Ragukan KPU, TKN: Efek Kampanye Delegitimasi Pemilu)

Komisioner KPU Pramono Ubaid menambahkan, strategi menyampaikan imbauan melalui pengeras suara ini sudah dilakukan sejak Pilkada 2017 lalu. Karena dianggap efektif, strategi ini pun diteruskan hingga Pemilu 2019.

Pramono berharap ada peningkatan partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2019. KPU menargetkan target partisipasinya mencapai 77,5 persen tahun ini.

Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan realisasi partisipasi pemilih pada Pemilu periode-periode sebelumnya. Pada Pilpres 2014, tingkat partisipasi pemilih mencapai 69,58 persen. Sementara, tingkat partisipasi pemilih dalam Pileg 2014 sebesar 75,11 persen.

Pada Pilpres 2009, tingkat partisipasi pemilih mencapai 71,7 persen. Adapun tingkat partisipasi pemilih dalam Pileg 2009 sebesar 70,9 persen.

"Itu adalah bagian dari mengingatkan warga untuk menggunakan hak suara pada hari H," kata Pramono.

Tokoh agama ajak tidak golput

Tokoh-tokoh agama sebelumnya juga menyerukan kepada umatnya untuk tidak golput. Ketua Umum PGI Henriette Hutabarat Lebang mengatakan, sebagai warga negara sudah seharusnya bersama-sama bertanggung jawab menyukseskan pesta demokrasi.

Menurut Henriette, hal itu dapat dilakukan dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk menentukan pemimpin nasional. "Sama-sama kita datang ke TPS untuk menentukan pemimpin kita di masa depan, yang akan membawa bangsa kita ke arah damai, sejahtera, ke arah situasi yg lebih baik bagi segenap warga masyarakat," kata Henriette di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa lalu.

(Baca: Bawaslu Imbau Pejabat Negara Tak Salah Gunakan Wewenang untuk Kampanye)

Imbauan senada juga diungkapkan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) kepada umat Hindu di Indonesia. Ketua Umum PHDI Wisnu Bawa Tenaya menila umat Hindu harus menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019.

Wisnu juga meminta agar umat Hindu dapat ikut serta dalam pemilu secara damai. Ia mengajak umat Hindu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah pesta demokrasi tahun ini.

Reporter: Dimas Jarot Bayu