Calon presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para pendukungnya untuk tidak takut melawan hoaks yang beredar jelang pemilihan presiden (pilpres) 2019 saat menghadiri acara Parahyangan Bersatu, Silaturahmi tokoh masyarakat dan relawan Balad Jokowi Kabupaten Bandung Barat di vila Istana Bunga, Parompong, Bandung.
"Saya titip agar ini direspons dengan cepat. Jangan takut lawan yang namanya hoaks, kabar fitnah, kabar bohong, harus kita lawan. Kalau tidak kita lawan, dipikir kita takut," kata Jokowi di vila Istana Bunga, Parompong, Kabupaten Bandung, Minggu (10/2).
"Jangan sampai, coba dilihat di media sosial isinya hoaks, tidak hanya di dunia maya, sekarang dari pintu ke pintu, 'door to door', sudah mulai yang namanya fitnah hoaks disebarkan ke mana-mana," tambah Jokowi.
Jokowi meminta agar para pendukungnya dapat menjelaskan fakta harus dijelaskan dengan data. "Saya beri contoh, hoaks kalau azan tidak diperbolehkan lagi, logikanya tidak masuk itu, kalau tidak boleh sudah dari 4 tahun lalu dilarang dan tidak mungkin presiden Indonesia melakukan itu karena Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar," tambah Jokowi.
(Baca: Tak Dukung Jokowi dan Prabowo, Kelompok Buruh Serukan Golput)
Hoaks kedua yang harus dilawan menurut Jokowi adalah pendidikan agama akan dihapus. "Tapi ada yang percaya hoaks itu, tugas bapak ibu menjelaskan itu, termasuk juga hoaks kriminalisasi ulama, negara kita negara hukum," ungkap Jokowi.
Jokowi selanjutnya menyebutkan sejumlah bantahan dari kabar yang menyebutkan bahwa ia adalah antek asing padahal sejumlah ladang minyak hingga tambang tembaga dan emas Freeport di bawah pemerintahannya sudah mayoritas dimiliki pemerintah Indonesia.
Ia menyebutkan pada 2015 Blok Mahakam sudah diserahkan 100 persen ke Pertamina, pada 2018 Blok Rokan yang tadinya dikelola Chevron sudah 100 persen dikelola Pertamina, terakhir pada Desember 2018, Freeport sudah mayoritas 51,2 persen dikelola oleh BUMN PT Inalum.
"Tapi informasinya malah dibalik-balik seperti itu, dipikir mudah mengambil Blok Mahakam? Blok Rokan? Freeport? Kalau mudah, sudah sejak dulu diambil alih, dipikir tidak ada intrik-intrik politik nasional internasional yang mencoba menakut-nakuti saya," jelas Jokowi.
Padahal dalam pengambilalihan tersebut ada risiko-risiko yang harus ditanggung Jokowi. "Tidak mudah mengambil alih barang-barang seperti itu, menteri-menteri kita juga bolak-balik dengan kondisi seperti ini, terus, saya sampaikan ke para menteri terus saja kerjakan, risiko politik ada di saya," ungkap Jokowi.
(Baca: Kubu Jokowi dan Prabowo Saling Kecam Video Hoaks Pelajaran Agama)
Jokowi juga sempat berdialog dengan salah satu relawan bernama Indri. "Kami melakukan konfirmasi 'door to door', klarifikasi," kata Indri.
"Ya, tidak usah menjelek-jelekkan yang sebelah tapi jangan sampai kita difitnah, dijelek-jelekkan, tidak boleh. Kita harus lawan, kalau kita digitu-gituan harus dilawan, dipikir kita takut, takut gak?" tegas Jokowi.
"Tidak," jawab massa pendukungnya.