PT Geo Dipa Energi (Persero) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp 1 triliun, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya Rp 500 miliar. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor panas bumi ini membutuhkan investasi yang besar untuk perawatan dan penambahan kapasitas pembangkit.
Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki Firmanda Ibrahim mengatakan peningkatan belanja modal ini disebabkan adanya penambahan biaya dalam perawatan sumur panas bumi. Ini untuk mendukung optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Dieng, di Jawa Tengah.
"Karena perbaikan sumur, dan penambahan kapasitas PLTP Dieng 10 MW (megawatt). Jadi sumur ini juga sudah dari tahun 90an," kata Riki kepada Katadata.co.id, Jumat (22/2). (Baca: Dua Saran Menteri ESDM untuk Percepat Proyek Panas Bumi)
Selain itu, Geo Dipa merencanakan pemboran 10 di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Patuha, Bandung, Jawa Barat, pada 2020. Kegiatan menambah sumur baru ini diharapkan bisa mengoptimalkan PLTP Patuha unit 2. Perseroan juga akan melakukan pengerjaan ulang (work over) dengan menggunakan rig pada dua sumur di Patuha.
Riki belum memastikan dana investasi yang akan dikeluarkan untuk penambahan sumur tersebut. Perkiraan nilai investasi masih harus menunggu hasil kajian studi kelayakan (feasibility study) terlebih dulu. Namun, dipastikan 10 sumur tersebut bisa memproduksi 80 megawatt (MW) hingga 30 tahun.
Sebelumnya, Geo Dipa telah mengembangkan PLTP Patuha unit 1 dengan kapasitas 60 MW pada 2014. Lalu, untuk mengembangan PLTP Patuha, perusahaan tersebut telah membangun PLTP unit 2 dan 3, dengan masing-masing kapasitas 55 MW. Total potensi energi panas bumi yang bisa dihasilkan di area tersebut mencapai 400 MW. Proyek ini terletak di sekitar Gunung Patuha di Jawa Barat yang berada sekitar 40 km di sebelah selatan kota Bandung.
(Baca: Indonesia Bisa Jadi Penghasil Panas Bumi Terbesar di Dunia)
Sementara itu, Geo Dipa juga mengembangkan proyek PLTP di Dieng, Jawa Tengah, dengan total potensi panas bumi diperkirakan sebesar 400 MW. Selain itu, PLTP Candradimuka, Banjarnegara, Jawa Tengah, diperkirakan Candradimuka bisa menghasilkan listrik sbeesar 80 MW.
Sepanjang 2018, Geo Dipa Energi memproduksi listrik dari seluruh pembangkitnya sebesar 744 gigawat jam (GWh). Dengan produksi ini perseroan meraup pendapatan sebesar Rp 784 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 165 miliar. Tahun ini perseroan menargetkan produksi naik mencapai 769 GWh, dengan pendapatan Rp 857 miliar dan laba bersih Rp 190-200 miliar.