KPU Angkat Bicara Soal Ricuh di Debat Kedua

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Para pendukung Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) ketika memberikan dukungan dalam Debat Capres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
19/2/2019, 17.29 WIB

Komisi Pemilihan Umum (KPU) angkat bicara terkait kericuhan yang sempat terjadi dalam Debat Capres putaran kedua dalam rangkaian Pilpres 2019. Kericuhan terjadi karena Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memprotes KPU atas pernyataan Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) terkait lahan yang dinilai menyerang Prabowo.

Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, BPN Prabowo-Sandi mengajukan keberatan kepada KPU atas pernyataan tersebut dengan alasan menyerang personal. Pada segmen ketiga debat tersebut, Jokowi membicarakan kebijakan Reforma Agraria kemudian menyinggung soal kepemilikan lahan Prabowo.

Jokowi menyebut Prabowo memiliki lahan seluas 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Kabupaten Aceh Tengah. Kepemilikan lahan itu terjadi karena diberikan oleh pemerintahan yang lalu. 

Mendengar itu, BPN Prabowo-Sandiaga lalu mendatangi pihak KPU untuk protes. Beberapa elit Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf yang mendengar protes itu terpancing. Mereka lantas berkerumun di sekitar Arief.

Arief mengaku tak ingat siapa saja yang berkerumun di sekitarnya. "Itu crowded sekali, saya enggak ingat," kata Arief di kantornya, Jakarta, Selasa (19/2).

KPU mendengarkan protes tersebut. Hanya saja, dia tak bisa langsung menindaklanjuti protes itu. Arief menilai pihaknya harus mempelajari dulu protes dari BPN Prabowo-Sandiaga. "Betul enggak itu sebagaimana yang masuk dalam regulasi, apakah terjadi pelanggaran atau tidak terjadi pelanggaran," kata Arief

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu