Marak Hoaks dan SARA, Jokowi-Prabowo Perlu Waspadai Milenial Golput

Muhammad Firman Eko Putra Katadata
Deklarasi Masyarakat Anti Hoaks di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Maraknya penyebaran hoaks dan isu SARA berpotensi membuat milenial golput di Pemilu 2019.
12/2/2019, 21.17 WIB

"Jurkam anak muda awalnya membantu, tapi lama-lama bisa bosan. Perlu ada program yang konkret," katanya.

Beberapa hal yang menjadi perhatian milenial misalnya isu lingkungan dan fintech. Aktivis Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Oke Fifi Abriany, mengatakan salah satu isu yang menjadi perhatian milenial adalah penggunaan sampah plastik Indonesia terbesar di dunia. Milenial mulai memikirkan pemerintahan yang dapat mengurangi sampah ini. "Kalau visi-misi semua punya program masing-masing tapi belum detail," kata dia.

CEO Vestifarm Dharma Anjarrahman berharap perlindungan komsumen fintech dapat ditingkatkan oleh pemerintah. Selain itu, terbukanya inovasi dari pemerintah tetap ditunggu para pelaku usaha di sektor ini. Meski demikian, dia menilai kondisi ekosistem fintech saat ini telah terbangun baik.

"Hingga saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia punya regulatory sandbox dan sudah diuji di Inggris dan Singapura," kata Dharma.

Sebelumnya, Survei Nasional Populi Center menyebut para milenial lebih mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Sebanyak 50% responden milenial atau responden yang berusia 34 tahun ke bawah memilih pasangan tersebut. Adapun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya mendapatkan suara 38,1% responden.

(Baca: Populi Center: Jokowi Lebih Digandrungi Milenial Ketimbang Prabowo)

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution