Pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mendominasi percakapan di media sosial jika dibandingkan dengan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada periode 28 Januari-4 Februari 2019. Hasil analisis PoliticaWave menunjukkan, jumlah percakapan terkait Jokowi-Ma'ruf mencapai 57,25% dari total 1.899.881 percakapan.

Sementara jumlah percakapan terkait pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya sebesar 47,25%. "Pasangan Jokowi-Ma’ruf mengungguli Prabowo-Sandiaga pada jumlah percakapan," kata Founder PoliticaWave Yose Rizal, di Jakarta, Kamis (7/2).

Secara rinci, percakapan terkait Jokowi-Ma'ruf mendominasi di Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Lampung. Kemudian, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Jokowi-Ma'ruf juga mendominasi percakapan media sosial di Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT, Papua Barat, dan Papua. Sementara, Prabowo-Sandiaga mendominasi percakapan media sosial di Aceh, Sumatera Utara, Banten, Kalimantan Barat, Bali, NTB, Sulawesi Utara, dan Maluku Utara.

Yose menjelaskan, Jokowi-Ma'ruf dibicarakan oleh 61,25% unique user dari total 267.059 akun. Sementara, Prabowo-Sandiaga hanya dibicarakan oleh 38,75% unique user.

Selain itu, Jokowi-Ma'ruf diperbincangkan oleh akun-akun politik sebanyak 92%. Dari kelompok ini, sebanyak 60% akun merupakan pendukung Jokowi-Ma’ruf yang giat menaikkan tagar dukungan.

Sementara 40% akun dari kelompok ini merupakan pendukung Prabowo-Sandiaga. Kelompok akun non-politik mendapat porsi 8% dengan bobot percakapan positif sebesar 87% dan negatif sebesar 13%.

Pasangan Prabowo-Sandiaga diperbincangkan oleh 89% kelompok akun politik. Dari kelompok ini, sebanyak 65% akun merupakan pendukung Prabowo-Sandiaga yang giat menaikkan tagar dukungan.

Sementara, 35% akun dari kelompok ini merupakan pendukung Jokowi-Ma’ruf. Kelompok akun-akun non-politik mendapat porsi 11% dengan bobot percakapan positif sebesar 6% dan negatif sebesar 94%.

(Baca: Kominfo Identifikasi 175 Hoaks Selama Januari, Terbanyak Soal Pemilu)

Lebih Banyak Sentimen Positif

Dari sisi sentimen, percakapan terkait Jokowi-Ma'ruf lebih banyak bernada positif. Yose memaparkan, sebanyak 80% percakapan terkait pasangan petahana itu bernada positif. Hanya 20% percakapan yang memiliki sentimen negatif.

Isu terkait Jokowi-Ma'ruf yang banyak memunculkan sentimen positif, antara lain terkait kebersamaan dengan keluarga sebanyak 27%, deklarasi dukungan sejumlah pihak 22%, pertemuan dengan ulama dan santri 21%, pembangunan desa 16%, dan infrastruktur 14%.

"Sedangkan isu negatif terkait pasangan Jokowi-Ma’ruf di antaranya menyangkut pemenjaraan Ahmad Dhani 38%, propaganda Rusia 28%, doa Kyai Maimun untuk Prabowo 25%, pernyataan Menkominfo 13%, dan pernyataan Walikota Semarang yang melarang warga menggunakan jalan tol jika tidak mendukung Jokowi 3%," kata Yose.

Sementara itu, 74% percakapan tentang Prabowo-Sandiaga memiliki sentimen positif. Sebanyak 26% percakapan lainnya terkait pasangan oposisi itu bernada negatif.

Beberapa isu yang memberikan sentimen positif terhadap Prabowo-Sandi, antara lain doa Kyai Maimun untuk Prabowo, kegiatan jalan sehat bersama Prabowo, blusukan Sandiaga, deklarasi dukungan dari sejumlah pihak, serta janji tidak impor.

"Isu negatifnya yaitu terkait pernyataan Prabowo yang mengkritik Kemenkeu, tudingan sandiwara korban banjir lumpur, pernyataan Rocky Gerung terkait kitab suci fiksi, leluhur Prabowo yang menangkap Pangeran Diponegoro, dan isu hoaks terkait utang dari pendukungnya," kata Yose.

PoliticaWave melakukan pengumpulan data secara real time dari Facebook, Instagram, Youtube, forum daring, dan portal berita selama periode 28 Januari – 04 Februari. Lembaga riset ini mengklaim telah melakukan penyaringan terhadap akun bot yang ada di media sosial.

(Baca: Berebut Penguasaan Perbincangan di Media Sosial Demi Pilpres 2019)