Skema Waralaba Jadi Favorit Usaha Kuliner Kebab

Go-Jek
Go-Food Festival di Cirebon, Rabu (11/4).
Penulis: Dini Hariyanti
28/1/2019, 23.00 WIB

Bisnis kebab berupa gerai nonpermanen mudah dijumpai masyarakat di sejumlah wilayah. Yakin pasar potensial, beberapa merek kuliner khas Timur Tengah ini memilih skema waralaba untuk memperbesar bisnisnya.

Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia Levita Supit mengatakan, semua bisnis memungkinkan untuk menggunakan sistem waralaba. Yang penting, usaha bersangkutan unik dan secara teknis memungkinkan untuk dipelajari mitra.

"Usaha waralaba di peringkat tertinggi adalah kuliner atau makanan dan minuman. Setelah itu, jasa lalu retail," tuturnya kepada Katadata.co.id, Senin (28/1). (Baca juga: Peluang Bisnis Waralaba Kuliner Olahan Ayam Belum Jenuh

Di antara 16 subsektor ekonomi kreatif, bidang kuliner terbanyak menerapkan skema waralaba oleh 17.390 usaha pada 2016. Jumlah ini terbilang sedikit dibandingkan dengan pebisnis yang tidak menerapkan sistem franchising mencapai 5,5 juta usaha.

Khusus untuk kebab, menu mulai dikenal masyarakat perkotaan setidaknya sejak 2003. Pada saat itu, daging gantung dibungkus roti tortila bermerek Kebab Turki Baba Rafi tampil dalam rupa gerai nonpermanen di Surabaya, Jawa Timur.

Konsumen merespon positif. Manajemen Baba Rafi merapikan strategi pemasaran guna memperbesar skala usahanya. Pada 2005, sistem waralaba dipilih Hendi Setiono selaku pendiri untuk melanggengkan usaha kebab ini.

Sampai sekarang, gerai Kebab Turki Baba Rafi di Indonesia mencapai sekitar 1.300 unit. Secara keseluruhan, merek kuliner ini menjangkau sembilan negara di antaranya Malaysia, Filipina, China, dan Brunei Darussalam.

Celah bisnis kuliner kebab ditangkap pula oleh Bobby Hendrawan. Pada 2006, dia membuka gerai nonpermanen di Surabaya bermerek Kebab Kings. Setahun kemudian, Bobby juga menerapkan sistem kemitraan. Mengutip laman resmi, kini beroperasi sekitar 700 cabang Kebab Kings di berbagai wilayah Indonesia.

(Baca juga: Tren Kuliner 2019, Orisinalitas Menu Jadi Orientasi Utama Konsumen)

Halaman: