Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah merupakan bagian dari komitmen perbaikan ekonomi Indonesia. Pembangunan infrastruktur bukan sekadar modal Jokowi dalam kampanye Pemilihan Presiden 2019 tetapi juga upaya untuk mendukung investasi dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.
Juru bicara TKN Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arif Budimanta, mengatakan pembangunan infrastruktur dalam konteks ekonomi adalah instrumen untuk menstabilkan harga. "Makanya Presiden selalu mendorong supaya kita berkompetisi, supaya harga kita murah, dwelling (time) kita perbaiki," kata Arif di Megawati Institute Jakarta, Rabu (28/11).
Pembangunan infrastruktur dapat menguntungkan bagi petani maupun konsumen. Dia mencontohkan, harga komoditas pertanian dari Sukabumi ke Pasar Kramat Jati, Jakarta selama ini kerap dikeluhkan karena jarak tempuhnya dapat mencapai 6-8 jam.
Dengan adanya pembangunan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), jarak tempuh distribusi komoditas pertanian tersebut menjadi semakin pendek. Alhasil, harga-harga komoditas tak lagi memakan biaya tinggi dan menjadi murah ketika sampai di pasar Kramat Jati.
Lebih lanjut, Arif menilai pembangunan infrastruktur dimaksudkan untuk membangun konektivitas sosial dan keadilan antarwilayah. Hal ini sebagai bagian dari membangun peradaban Indonesia.
Adapun penyampaian terkait capaian pembangunan infrastruktur menjadi tugas pemerintah kepada masyarakat. "Itu mandat di UUD, APBN harus dilakukan secara akuntabel, secara bertanggung jawab," kata Arif.
(Baca: Selain Lebaran, Jokowi Kejar Target Bangun Tol untuk Pemilu)
Sebelumnya, Jokowi menyampaikan tengah mengebut pembangunan beberapa proyek infrastruktur, contohnya tol ruas Bakauheni-Palembang rampung pada April 2019. Padahal, target awal pembangunan tol ruas Bakauheni-Palembang selesai Mei atau Juni mendatang.
Percepatan target tersebut tak hanya untuk mempersiapkan peningkatan mobilitas orang dan barang menjelang lebaran tetapi juga untuk menghadapi Pemilu. “Termasuk untuk pemilu itu juga, kita blak-blakan saja,” kata Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (27/11).
Percepatan target pembangunan infrastruktur Jokowi ini kemudian dikritik kubu oposisi. Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ferdinand Hutahaean mengkritik Jokowi yang menargetkan pembangunan infrastruktur selesai sebelum Pilpres 2019.
Menurut Ferdinand, Jokowi sedang menggunakan wewenangnya demi keuntungan pribadi. Ia menuding Jokowi menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan politik. "Jokowi sedang memperalat jajaran lembaga negara untuk bekerja mati-matian di luar jadwal demi keuntungan politiknya," ujar Ferdinand sebagaimana dikutip Kompas.com.
Proyek infrastruktur sudah memiliki jadwal dan perencanaan keuangan. Jika pembangunan dipercepat, Ferdinand menilai kinerja keuangan proyek infrastruktur akan terganggu.
(Baca: Tol Sragen-Ngawi Dibuka, Jokowi Minta Daerah Kembangkan Pariwisata)