Panser Komodo Buatan Pindad Ditargetkan Gunakan Biodiesel B50

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Pameran Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI di depan Trans Studio Mall, Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/10).
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
15/9/2018, 17.31 WIB

Pindad terus berupaya berinovasi pada beberapa produknya terlebih dalam menghadapi persaingan  global. “Indonesia merupakan pasar yang besar, negara lain juga harus beradaptasi,” katanya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun mengapresiasi inovasi Pindad. Menurutnya, teknologi harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dari semua aspek.

Selain ekonomis, Enggar mengatakan penggunaan biodiesel juga bisa mengurangi ketergantungan impor minyak solar. “Tapi, aspek kualitas harus tetap terjamin,” ujar Enggar.

Pemerintah sebelumnya telah  memperbolehkan sektor alutsista, PT Freeport Indonesia dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk tidak menggunakan B20 dalam campuran pada bahan bakar minyak solar. Keputusan itu ditetapkan pada pelaksanaan program perluasan mandatori B20 untuk semua sektor.

(Baca : Produsen Biodiesel Masih Hadapi Kendala dalam Penerapan B20)

Alasannya, Freeport tidak bisa menggunakan B20 pada dataran tinggi Grasberg, Papua karena bisa menyebabkan bahan bakar tersebut membeku. Sedangkan PLN diperbolehkan tak menggunakan B20 pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Kelonggaran pada sektor Alutsista juga berkaitan dengan pertahanan dan keamanan.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Master Parulian Tumanggor mengaku senang dengan peningkatan B20 menjadi B50 untuk produk Pindad. “Respons mereka sangat cepat tanggap,” kata Tumanggor.

Halaman:
Reporter: Michael Reily