Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Pertamina (Persero) untuk merevisi kembali proposal yang telah diajukan terkait pengelolaan Blok Rokan. Proposal badan usaha minyak dan gas (migas) negara itu dinilai kurang lengkap.
Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan proposal Pertamina yang telah dipresentasikan belum mencantumkan besaran bonus tanda tangan alias signature bonus . Sayangnya, Djoko tidak mau merinci alasan Pertamina belum mencantumkan nilai bonus tanda tangan blok tersebut.
"Bagaimana mau menilai itu kalau belum ada. Makanya kami kembalikan," kata Djoko di Jakarta, Kamis (19/7). Setelah mendapat respons tersebut, Pertamina berjanji akan mengajukan revisi proposal hari ini juga. (Baca juga: Kamis, Kementerian ESDM Adu Proposal Chevron dan Pertamina Soal Rokan).
Menurut dia, pekan depan, atau pada Selasa (24/7), Pertamina hendak mempresentasikan kembali proposal mereka. Langkah cepat ini perlu mengingat akhir bulan ini nasib Blok Rokan mesti diputuskan oleh pemerintah.
Selain Pertamina, Djoko belum mengetahui apakah Chevron telah mengajukan proposal untuk blok yang sama ini. Karena itu, ia menunggu usulan dari perusahaan migas asal Amerika Serikat tersebut. "Itu kan di SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Migas)," ujarnya.
Sebagai gambaran, hari ini Pertamina telah mempresentasikan proposal alih kelola Blok Rokan kepada Kemeneterian ESDM. Tujuannya untuk menarik hati pemerintah agar pengelolaan blok tersebut jatuh BUMN itu setelah kontrak pemegang lama berakhir pada 2021.
Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan isi pertemuan tersebut membahas program kerja jika perusahaannya mengelola Blok Rokan. "Yang kami bahas sekarang adalah Pertamina ajukan proposal untuk kelola blok Rokan," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/7).
Pertamina belum bisa menjelaskan detail program yang akan dilakukan di Blok Rokan. Yang jelas, pihaknya berusaha memproduksi minyak di sana sebagaimana produksi Chevron saat ini.
Selain itu ada sejumlah program baru yang akan dilakukan Pertamina. "Kami harapkan dengan beberapa program baru itu paling tidak bisa kayak sekarang. Syukur-syukur bisa lebih tinggi," katanya. (Baca pula: Pertamina Ingin 100% dan Operator di Blok Rokan).
Produksi siap jual atau lifting Blok Rokan sejak awal Januari hingga akhir Juni 2018 mencapai 207.148 barel per hari (bph) atau 97 % dari target 213.551 bph. SKK Migas memprediksikan, hingga akhir tahun ini, lifting minyak Blok Rokan mencapai 205.952 bph atau 96,4 % dari target.
Adapun Chevron belum mau mengkonfirmasi terkait pengajuan proposal resmi mereka ke Kementerian ESDM. Padahal, hari ini merupakan peringatan kedua yang sudah dikeluarkan pemerintah dalam sebulan terakhir agar Chevron segera mengajukan proposal.
Proposal itu dalam tahap pembahasan. "PT Chevron Pasific Indonesia masih mendiskusikan perpanjangan kontrak KKKS Rokan dengan pemerintah Indonesia," kata Corporate Manager Communication Chevron, Danya Dewanti, Kamis (19/7).