Sidang Kabinet Pertama 2018, Jokowi Puji Elek Yo Band

Sekretariat Presiden
Sejumlah anggota Kabinet Kerja membentuk grup musik bernama Elek Yo Band.
3/1/2018, 17.29 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menggelar Sidang Kabinet Paripurna pertama tahun 2018. Dalam pembukaan sidang tersebut, dirinya sempat memuji sejumlah anggota Kabinet Kerja yang membentuk sebuah grup musik bernama Elek Yo Band.

Grup musik ini beranggotakan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (gitar), Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri (gitar), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (drum) serta Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf (keyboard).

Kemudian ada pula Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Luar Negeri Retno P. Marsudi, serta Kepala Staf Presiden Teten Masduki pada posisi vokal. Grup ini sempat unjuk kebolehan saat pernikahan putri Menteri Sekretaris Negara Pratikno beberapa hari lalu.

(Baca: Jokowi Pamer Keberhasilan Ekonomi di Tahun Ketiga Pemerintahannya)

Jokowi mengapresiasi anak buahnya yang membentuk grup yang dalam bahasa Jawa berarti 'jelek ya biar' tersebut. Dia menganggap hal ini adalah bentuk soliditas Kabinet Kerja dalam bekerja sama. "Saya apresiasi Elek yo Band. Saya kira itu menunjukkan kekompakan kami," ujar Jokowi di Istana Negara, Rabu (3/1).

Jokowi juga berterima kasih kepada seluruh Menteri, Kapolri, Jaksa Agung, Panglima TNI, serta para kepala lembaga dan non Kementerian atas kerja sama yang baik sepanjang tahun lalu. Dia juga mengingatkan kekompakan ini harus terus dijaga dan ditingkatkan, karena pekerjaan di tahun ini lebih berat dan harus fokus.

"Jadikan 2018 kerja dari awal kembali, jangan sampai mengulang rutinitas yang monoton," ujar dia.

Ada beberapa arahan Jokowi dalam sidang kabinet terbaru. Salah satunya soal pemberantasam kemiskinan dan mengatasi ketimpangan dengan program padat karya di beberapa Kementerian dan Lembaga (K/L). Presiden memerintahkan program ini harus segera dilaksanakan. (Baca: Januari 2018, Kementerian PUPR Mulai Proyek Irigasi Padat Karya)

Dalam upaya menanggulangi ketimpangan nasional dan kesenjangan sosial Jokowi mengaku baru saja mendapat laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada september 2017 jumlah penduduk penduduk miskin di indonesia sebesar 26,58 juta orang atau 10,12 persen total penduduk.

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September tahun lalu turun 0,52 persen dibandingkan hasil survei Maret 2017 yaitu 27,77 juta orang. Persentasenya juga lebih rendah dibanding September 2015 sebesar 11,13 persen dan 10,70 persen pada September 2016.

(Baca: Beras Masyarakat Miskin Telat, Jokowi Sentil Anak Buahnya)

Kekompakan Kabinet Kerja harus tetap ditingkatkan untuk menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) pemerintah tahun ini. Jokowi mengatakan PR tersebut adalah mengurangi indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan baik di perkotaan maupun pedesaan. 

"Saya ingatkan angka inflasi, stabilitas harga kebutuhan pokok harus terus dikendalikan, progam ranstra, program pangan nontunai yang rencananya akan didistribusikan di awal tahun segera dijalankan secara tepat waktu dan tepat sasaran," ujarnya.

(Baca: Anggaran Kementerian LHK Besar, Jokowi: Cuma Jadi 2 Hutan Baru)