Penerimaan Negara Sektor ESDM 2017 Tertinggi Selama Dua Tahun Terakhir

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Petugas memeriksa pipa penyaluran gas LPG Bright Gas di Depot LPG Pulau Layang Plaju Palembang, Sumatera Selatan, Senin (29/5). Memasuki bulan Ramadan Pertamina Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel menambahkan stok LPG hingga 1.822 MT per hari.
Editor: Yuliawati
2/1/2018, 17.45 WIB

(Baca: Penerimaan Negara Berkurang, Harga Gas Industri Cuma Turun 7-8%)

Ketiga, subsektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE). Tercatat per 29 Desember 2017, penerimaan panas bumi diperkirakan mencapai Rp 933 miliar, sementara dalam target APBN-P 2017 dipatok sebesar Rp 671 miliar. Penerimaan panas bumi ini terdiri dari PNBP Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) eksisting sebesar Rp 909 miliar dan WKP Izin Panas Bumi sebesar Rp 24 miliar.

Selain ketiga subsektor di atas, tercatat sekitar Rp 1,87 triliun juga disumbang dari beberapa kegiatan lainnya di sektor ESDM. Rinciannya sekitar Rp 1,16 triliun dari PNBP Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Rinciannya terdiri dari iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha penyediaan dan pendistribusian Bahan Bakar Minyak (BBM) sekitar Rp 863 miliar dan iuran Badan Usaha dari kegiatan usaha pengangkutan gas bumi melalui pipa adalah sekitar Rp 294 miliar.

Selain itu, sekitar Rp 730 miliar diperoleh dari kegiatan-kegiatan seperti penjualan dan sewa jasa, pendidikan serta Badan Layanan Umum.

"Capaian di atas menunjukkan bahwa selain sebagai penjamin sumber pasokan energi dengan harga yang terjangkau serta kemampuan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, sektor ESDM juga menjadi andalan dan berpengaruh dalam mendukung pembangunan dan perekonomian nasional," kata Jonan.

(Baca: Rapat di DPR, Sri Mulyani Bahas RUU Penerimaan Negara Bukan Pajak)

Halaman: