Kementerian ESDM: Cina Berminat Kembangkan Mobil Listrik di Bali

Arief Kamaludin|KATADATA
Mobil listrik Nissan E-Power di acara GIIAS 2017, Tangerang, Banten, Kamis (10/8).
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
28/8/2017, 17.12 WIB

Sejauh ini, Balitbang Kementerian ESDM telah menghitung efisiensi yang bisa terjadi apabila masyarakat menggunakan mobil listrik. Sutijastoto mengklaim, masyarakat akan menghemat sekitar 50% pengeluara bahan bakarnnya apabila beralih ke mobil listrik.

(Baca juga:  Shell Siap Sediakan BBM Euro 4 di Indonesia)

Sutijastoto mencontohkan, jika menggunakan mobil listrik, masyarakat hanya membutuhkan 20 kilo watt hour (kwh) untuk menempuh jarak 100 kilometer. Alhasil, jika dikalikan dengan tarif listrik yang 1.600 per kwh, maka, hanya dibutuhkan uang sebesar Rp 32 ribu. 

"Kalu mobil bensin 1:10 saja, artinya untuk 100 kilometer, dibutuhkan 10 liter dikalikan Rp 8.050 jadi Rp 80.500," ujar Sutijastoto.

Ke depannya, Tiongkok akan membangun pabrik mobil listrik ini di Bali. Namun, Balitbang Kementerian ESDM ini tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dalam penerapan teknologi mobil listrik ini dengan negara lainnya. 

Halaman:
Reporter: Miftah Ardhian