Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaksanakan penandatanganan kontrak perdana pengadaan barang dan jasa tahun anggaran 2017. Penandatanganan kali ini lebih cepat dari waktu sebelumnya yakni sekitar Juni dan Juli.
Menteri ESDM Ignasius Jonan berharap semakin cepat penandatanganan berlangsung, maka kualitas proyek semakin baik. “Kalau kontrak ditandatangani bulan Juni atau Juli masa kerjanya sisa sekitar lima sampai enam bulan, akhirnya berantakan,” kata dia di Jakarta Kamis (26/1). (Baca: Jonan Desak PLN Percepat Proyek Listrik 35 Ribu MW dalam 3 Tahun)
Pada tahap pertama ini ada 134 paket pengadaan barang dan jasa, senilai Rp 284 miliar. Rinciannya terdiri dari 19 paket konstruksi sebesar Rp 136,85 miliar, 47 paket barang sebesar 54,49 miliar, 30 paket jasa konsultan sebesar Rp 36,15 miliar, dan jasa lainnya sebanyak 38 paket sebesar Rp 56,53 miliar.
Menurut Jonan, penandatanganan ini baru 10 persen dari total yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017. Targetnya, sampai bulan depan bisa mencapai sekitar 30 persen sampai 40 persen. (Baca: Luhut: Impor Gas untuk Tingkatkan Daya Saing Industri)
Hingga Maret nanti, Kementerian ESDM akan melakukan penandatanganan kontrak hasil lelang tahap dua dan tiga. Dengan demikian total paket lelang berjumlah sebesar 344 paket dengan total nilai Rp 3,83 triliun.
Selain itu, Jonan juga tidak akan melelang proyek yang belum siap. Ini untuk menghindari terjadinya mangkrak. Salah satu contohnya proyek pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di suatu wilayah yang berhenti di tengah jalan karena terhambat pasokan.
Dalam pelaksanaan proyeknya, Jonan juga meminta karyawan Kementerian ESDM bekerja maksimal dan mengetahui seluk beluk kondisi proyek yang dilelang. Kalau perlu, mereka mengetahui harga tiap-tiap komponen dari barang dan jasa yang dilelang. (Baca: Pemerintah Kaji Harga Gas Murah di Mulut Sumur)
Unit yang bergerak di bidang pengadaan Kementerian ESDM harus diisi oleh sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya. Sehingga diharapkan hasil proyek lelang barang dan jasa dapat dipergunakan tanpa ada masalah. "Saya minta rekan-rekan semua, terutama ULP sampai ke eselon I jangan gak dijawab kalau saya tanya (mengenai proyek yang di lelang)," kata Jonan.