Inpex Corporation menyatakan masih tertarik untuk memiliki hak kelola di Blok Mahakam setelah kontraknya habis tahun depan. Hal itu disampaikan Inpex ketika menemui pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Gedung Kementerian ESDM, kemarin malam.
Direktur Pembinaan Hulu Kementerian ESDM Tunggal mengatakan dalam kunjungan tersebut, Inpex menyatakan ketertarikannya mengelola di Blok Mahakam, meskipun bukan menjadi operator. Selain pertimbangan bisnis, keputusan itu juga untuk menjaga hubungan negara antara Jepang dan Indonesia.
“Hubungan dari segala aspek nonbisnisnya masih ketergantungan," kata dia di Gedung Kementerian ESDM, usai bertemu dengan Manajemen Inpex, Senin malam (24/10).
(Baca: Revisi Kontrak Rampung, Pertamina Bisa Mengebor Blok Mahakam 2017)
Dalam pertemuan tersebut, Inpex juga meminta agar pemerintah memfasilitasi perusahaan asal Jepang ini bisa melakukan pembicaraan dengan PT Pertamina (Persero). Pemerintah telah memberikan 100 persen hak kelola Blok Mahakam kepada Pertamina. Dengan begitu, Pertamina akan menjadi operator blok ini setelah 2017.
Meski telah memastikan ketertarikan Inpex di Blok Mahakam, Tunggal masih enggan mengungkapkan berapa besar porsi hak kelola yang diinginkan. Alasannya, hal ini merupakan pembicaraan bisnis antara Pertamina dengan Inpex. “Masih diskusi, belum bisa diputuskan,” ujar dia.
Sementara itu, kontraktor Blok Mahakam lainnya Total E&P Indonesie hingga saat ini belum menentukan sikapnya, terkait pengelolaan Blok Mahakam setelah kontraknya berakhir. Menurut Tunggal, Total sudah mengirimkan surat ke Kementerian ESDM yang berisikan bahwa Total masih bernegosiasi dengan Pertamina. "Ini pembicaraan bisnis. Kami masih menunggu," kata dia.
(Baca: Pertamina Sedia Rp 20 Triliun Mengebor 19 Sumur Blok Mahakam)
Secara terpisah, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan pihaknya masih melakukan pembicaraan antara Inpex dan Total masih dibicarakan secara bisnis. "Kalau pasca 2017 mereka (Total-Inpex) berdua dapat masuk business to business dengan share 30 persen," kata dia kepada Katadata, Selasa (25/10).
Di sisi lain, saat ini Total dan Pertamina juga sedang mempersiapkan masa transisi untuk kegiatan Blok Mahakam, menjelang berakhirnya kontrak tahun depan. Dalam masa transisi tersebut Pertamina berpeluang bisa melakukan aktivitas pengeboran. Ini dilakukan untuk menjaga agar produksi tidak turun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pernah mengatakan pada 2017, Pertamina dan Total E&P Indonesie akan berbagi tugas mengenai pengeboran. Total akan mengebor enam sumur, Pertamina 19 sumur. (Baca: Transisi Blok Mahakam: Pertamina Danai 19 Sumur, Total 6 Sumur)