(Baca: Harga Gas di Malaysia Lebih Murah karena Subsidi Pemerintah)

Jadi ketika harga minyak dunia tinggi, harga gas masih lebih rendah, begitu juga sebaliknya. “Sehingga ada anomali. Kami menggunakan fix price jadi gas alam cair (LNG) lebih murah dari gas pipa,” ujar dia.

Berdasarkan  Waterborne Energy Inc., Wiratmaja mengatakan, rata-rata harga LNG Indonesia di pasar spot internasional per Juni lalu mencapai US$ 4,22 per mmbtu. Perinciannya untuk harga Nusantara Regas US$ 4,16 (landed price), Arun Regas US$ 4,09 (landed price), FSRU Lampung US$ 3,93 (landed price), dan Benoa US$ 4,71 (FOB).

Mengacu data tersebut, harga LNG Indonesia dibandingkan beberapa negara di Asia seperti India, Cina, Korea, Jepang dan Thailand masih lebih murah. Tapi, dibandingkan Malaysia, harganya memang lebih mahal.

 

Mengacu data tersebut, ada beberapa cara untuk menurunkan harga gas. Salah satunya adalah efisiensi di sektor hulu seperti biaya cost recovery. Tapi, untuk proyek yang sudah berjalan, pemerintah tidak bisa menurunkan belanja modal (capex), hanya bisa biaya operasionalnya (opex).

Selain itu, ada opsi mengurangi Pajak Penghasilan Migas dan Penerimaan Negara Bukan Pajak. Namun, opsi ini harus terlebih dulu didiskusikan dengan Menteri Keuangan. (Baca: Harga Gas Jadi US$ 3,82, Penerimaan Negara Tergerus)

Selain hulu, pemerintah akan mengefisienkan transmisi mulai dari formula dan depresiasinya. Ada juga pengaturan margin, kemudian penertiban distribusi adanya trader berlapis. “Permintaan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu awal Januari 2017 harus tertib,” kata Wiratmaja.

Halaman: