Produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu akan digenjot dari 165 ribu barel per hari (bph) menjadi 200 ribu bph. Demi meningkatkan produksi tersebut, ExxonMobil akan membutuhkan tambahan investasi sebesar US$ 2 juta atau sekitar Rp 26,4 miliar.
Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menaikkan produksi Lapangan Banyu Urip menjadi 200 ribu bph itu harus dihormati. Tapi agar mencapai produksi hingga level tersebut, butuh tambahan investasi yang harus dikeluarkan oleh kontraktor. (Baca: Tujuh Alasan SKK Migas Tolak Produksi Blok Cepu Lewati 165 Ribu Bph)
Luhut mengatakan, ExxonMobil sudah pernah menyampaikan angka investasi jika produksi dari Lapangan Banyu Urip dipacu hingga 200 ribu bph. “Butuh US$ 2 juta saja, tidak sampai triliunan untuk bisa (produksi) 200 ribu bph. Kalau tidak keliru, begitu mereka bilang angkanya,” kata dia di Jakarta, Selasa (20/9).
Namun, Luhut belum mau menjelaskan dampak penambahan investasi tersebut terhadap cost recovery atau penggantian biaya operasi yang harus dikeluarkan pemerintah. Apalagi, Presiden Joko Widodo telah meminta pengendalian cost recovery. “Jangan terlalu banyak cost recovery,” ujarnya. (Baca: Amankan Anggaran, Jokowi Minta Kendalikan Cost Recovery Migas)
Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah memang telah menyepakati target produksi siap jual (lifting) minyak dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 sebesar 815 ribu barel per hari. "Dengan ini, Banggar menyetujui target lifting miyak, gas, dan harga ICP, sesuai dengan yang telah disetujui juga oleh Komisi VII," ujar Wakil Ketua Banggar Said Abdullah.
Target tersebut lebih tinggi dari usulan pemerintah. Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan, pihaknya sudah menghitung kemungkinan, risiko, dan hal lain terkait penentuan target lifting. Dari perhitungan ini, target yang paling realistis adalah 780 ribu bph. Namun, DPR memutuskan targetnya 815 ribu bph dengan tambahan produksi dari Lapangan Banyu Urip. (Baca: Rencana Peningkatan Produksi Blok Cepu Terganjal Izin Lingkungan)
Menurut Amien, meski sudah memperhitungkan peningkatan produksi dari Blok Cepu, belum tentu lifting minyak tahun depan akan mencapai target. “Ada kemungkinan lebih jurangnya. Jadi SKK Migas harus cari-cari cara, kalau ada kekurangan,” ujarnya.