Pertamina Sedia Rp 20 Triliun Mengebor 19 Sumur Blok Mahakam

KATADATA | Arief Kamaludin
23/8/2016, 15.09 WIB

PT Pertamina (Persero) mulai menyusun rencana investasi untuk mengelola Blok Mahakam tahun depan. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) energi ini mengalokasikan dana US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20 triliun untuk mempertahankan produksi blok di Kalimantan Timur tersebut, sebelum resmi diambil alih pada 2018.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, kebutuhan dana itu untuk membiayai pengeboran 19 sumur minyak pada kuartal II-2017. Dana itu termasuk untuk mengebor sumur pengembangan. “Supaya tidak terjadi penurunan produksi yang siginfikan di 2018,” kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/8). (Baca: Pemerintah: Total Setuju Pertamina Investasi di Mahakam 2017)

Menurut dia, upaya pengeboran 19 sumur itu diharapkan dapat memperlambat penurunan produksi. Apalagi, Blok Mahakam termasuk tua karena sudah berproduksi kurang lebih 50 tahun.

Namun, Pertamina perlu mengajukan perencanaan dan penganggaran (WP&B) terkait rencana pengembangan lapangan (PoD) Blok Mahakam tahun 2017. Sedangkan yang melaksanakan kegiatan atau pengeboran adalah Total E&P Indonesie sebagai operator blok tersebut hingga akhir 2017.

Rencana investasi tersebut juga membutuhkan payung hukum lantaran Pertamina baru menjadi operator dan mengelola Blok Mahakam mulai tahun 2018. Pertamina  tengah berkoordinasi dengan pemerintah dalam hal ini Pelaksana tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Panjaitan dan SKK Migas untuk mengeluarkan payung hukum. “Itu diharapkan bisa keluar satu hingga dua minggu ini,” ujar Dwi.

Sementara itu, Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Rudianto Rimbono mengaku tengah menyelesaikan surat keputusan mengenai investasi Pertamina di Blok Mahakam tahun depan. "Sedang finalisasi untuk memastikan akurasinya," kata dia kepada Katadata, Selasa (23/8). (Baca: SKK Migas Siapkan Acuan Investasi Pertamina di Blok Mahakam 2017)

Vice President Corporate Communication HR and Finance Total Arividya Noviyanto mengatakan, rencana investasi 2017 di Blok Mahakam masih didiskusikan dengan Pertamina. Tapi secara prinsip Total sepakat dengan rencana itu. Apalagi, produksi  tahun depan diperkirakan menurun secara alamiah. Penyebabnya, kondisi lapangan yang sudah tua sehingga ongkos per barelnya juga naik.

Meski mengalami penurunan, menurut Novi, produksi gas di Blok Mahakam tahun depan masih bisa di atas 1.400 juta kaki kubik (mmscfd). Sebagai perbandingan, produksi gas Blok Mahakam dalam WP&B 2016 ditargetkan 1.423 MMscfd. Sedangkan dalam revisi WP&B 2016, SKK Migas menaikkan target produksi menjadi 1.572 MMscfd.

Sementara untuk produksi kondensat saat ini sekitar 63 ribu hingga 65 ribu barel per hari (bph). “Tahun depan menurun sedikit karena memang ada penurunan secara alamiah,” ujar dia di tempat yang sama.

Tapi, Novi mengatakan, Total akan tetap mengupayakan agar penurunan produksi Blok Mahakam tidak signifikan. Salah satu caranya adalah tetap melakukan pengeboran, seperti di Lapangan Tunu. Jika tidak ada pengeboran, produksi di lapangan itu bisa turun 45 persen hingga 50 persen. (Baca: Total Tawari Pertamina Investasi di Blok Mahakam Kuartal II 2017)

Dengan adanya pengeboran, penurunan produksi bisa di bawah 15 persen. Sedangkan pada tahun depan, pengeboran tidak hanya fokus di Lapangan Tunu. “Semua lapangan,” ujar dia.