Di Twitter, Dua Seteru Masela: Rizal dan Sudirman Pamit dari Kabinet

BOWO RAF
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli
Penulis: Muchamad Nafi
27/7/2016, 10.28 WIB

Di tengah kabar hangat perombakan kabinet untuk kedua kalinya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli bercuit melalui akun twitter-nya. “Saya telah mencoba berbuat yang terbaik untuk bangsa dan rakyat Indonesia,” demikian kicauan Rizal pagi ini, Rabu, 27 Juli 2016.

Kabar reshuffle jilid kedua Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo kembali mencuat usai Lebaran lalu. Puncaknya, beberapa menteri dipanggil Jokowi ke istana semalam. Sejumlah sumber Katadata menyatakan salah satu pemangku pos yang akan berubah yakni Kementerian Koordinator Kemaritiman.

Posisi Rizal dikabarkan akan diisi oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Dengan perubahan ini, berarti Luhut menempati pos ketiganya dalam Kabinet Jokowi setelah menjabat Kepala Staf Kepresidenan lalu Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. (Baca juga: Reshuffle Rabu Siang Ini, Sri Mulyani Bakal Masuk Kabinet).

Dalam waktu kurang dari setahun ini, Rizal diangkat menteri pada 12 Agustus tahun lalu, dia merasa telah menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Terima kasih banyak rakyat Indonesia,” Rizal mengakhiri twit-nya dengan membubuhi dua ikon senyum.

Semalam, pesan serupa disampaikan Sudirman Said. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini bercuit sekitar pukul 10.20. “Alhamdulillah, tugas besar selesai,” katanya. (Baca: Reshuffle Besok, Jokowi Rombak Setidaknya Delapan Pos di Kabinet).

Walau tak spesifik kicauannya terkait reshuffle, beberapa sumber menyatakan ucapanya sebagai salam perpisahan dari posisi menteri. Di sini, Sudirman hanya melanjutkan, “Ladang amal & perjuangan makin lebar. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia yang hebat ini,” ujarnya. “Thx semua.”

Kabar terdepaknya Sudirman dari kabinet mulai santer sejak kisruh pengembangan Blok Masela pada wal tahun ini. Namanya naik-turun dalam bursa menteri yang diprediksi mental dari jajaran pembantu Presiden Jokowi. (Baca: Menteri Dilarang Bepergian, Reshuffle Kemungkinan Pekan Ini).

Dalam pusaran pro-kontra pengembangan Ladang Gas Abadi di Blok Masela tersebut , Sudirman Said dan Rizal Ramli menjadi tokoh sentralnya. Perseteruan di antara mereka bahkan sampai ke rapat-rapat kabinet . Melihat situasi yang memanas, Presiden Jokowi sempat mempringatkan para pembantunya agar menghentikan kegaduhan dan berfokus menjalankan tugas negara.

Kisruh pengembangan Blok Masela bermula pada September tahun lalu. Ketika Inpex Corporation mengajukan rencana pengembangan (POD) blok gas di Laut Arafuru tersebut, Rizal menjegalnya. (Baca: Jokowi Putuskan Skema Pengembangan Blok Masela di Darat).

Menurut dia, skema pengembangan kilang di laut (FLNG) yang disampaikan oprator Blok Masela itu tidak tepat. Pengembangan kilang di darat (OLNG) dinilai sebagai pilihan terbaik karena dapat menumbuhkan efek berganda terhadap ekonomi lebih tinggi.

Pandangan tersebut disangkal Sudirman. Bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Sudirman berkeras bahwa proposal Inpex sebagai usulan yang paling realistis.

Beda pandangan inilah yang kemudian memicu konflik dalam tubuh kabinet. Pada 23 Maret lalu, Presiden Jokowi mengakhiri kisruh tersebut. Dia akhirnya memutuskan pengembangan Blok Masela menggunakan skema kilang di darat (OLNG).