PT Pertamina (Persero) sedang mempersiapkan proses pengambilalihan Blok Mahakam pasca berakhirnya kontrak Total E&P Indonesie di pengujung tahun depan. Selama masa transisi tersebut, perusahaan pelat merah ini fokus menjaga agar produksi blok minyak dan gas bumi di Kalimantan Timur itu tidak menuruni.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan, secara prinsip proses pengalihan hak kelola Blok Mahakam dari tangan Total dan Inpex Corporation sudah tidak ada masalah. Hanya dalam masa transisi, Pertamina perlu mewaspadai potensi penurunan produksi. (Baca: Total Buka Peluang Hengkang dari Blok Mahakam)

Untuk menghindari hal tersebut, Pertamina menjalin komunikasi dengan manajemen Total sehingga dapat terlibat dalam investasi Blok Mahakam mulai awal 2017. “Kami belum tahu apakah mereka mau atau tidak. Tapi kalau 2017 tidak ada kegiatan sama sekali, kan bahaya,” kata Syamsu di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (8/6).

Menurut Syamsu, Pertamina perlu berinvestasi mulai tahun depan agar tidak terlalu membebani Total. Apalagi, setahun menjelang berakhirnya masa kontrak, perusahaan asal Perancis itu tentunya tak mau lagi menanamkan investasi baru.

Padahal, untuk menjaga produksi tidak turun, di Blok Mahakam harus tetap ada kegiatan pengeboran atau perawatan sumur. Atas dasar itulah, Pertamina siap mendanai semua investasi yang dikeluarkan Total tahun depan. (Baca: Juni, Tenggat Waktu Total Tentukan Sikap di Blok Mahakam)

Menurut Syamsu, Total rata-rata mengebor sekitar 100 sumur lebih. “Berapapun cost-nya, kami ingin semua kegiatan itu dijalankan. Kalau perlu sekian ratus juta atau miliar (dolar Amerika Serikat) untuk investasi kami siapkan,” ujar dia.

Sementara untuk kegiatan pasca 2017, Syamsu belum bisa menyebutkan jumlah sumur yang akan dibor Pertamina. Sebab, jumlah sumur yang dibor nantinya sangat tergantung evaluasi yang dilakukan.

Di sisi lain, menjelang berakhirnya masa kontrak, penggunaan rig untuk aktivitas pengeboran Blok Mahakam memang semakin berkurang. Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata, Total memang sudah mengurangi pengoperasian jumlah rig sejak 2000. Saat itu, jumlah rig yang dioperasikan Total masih 11 unit.

Sedangkan tahun ini, Total hanya mengoperasikan tiga rig seiring penurunan produksi. Bahkan, per September mendatang, kemungkinan Total hanya akan mengoperasikan satu rig. Lalu, mulai awal tahun depan tidak ada lagi pengoperasian rig baru. (Baca: Jelang Kontrak Habis, Blok Mahakam Tersisa Satu Rig)

Seperti diketahui, Total sampai saat ini belum menyatakan sikapnya untuk bergabung atau tidak bersama Pertamina dalam mengelola Blok Mahakam pasca berakhirnya kontrak. Menurut Syamsu, kemungkinan Total masih menghitung nilai komersial dan keekonomian Blok Mahakam.  “Tanya ke Total saja. Kalau saya bicara atas nama Total kan salah,” kata dia.