Proyek Pipa Gresik Semarang Terancam Tak Dapat Pasokan Gas

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Arnold Sirait
16/5/2016, 15.11 WIB

Proyek pipa gas ruas Gresik-Semarang (Gresem) terancam kekurangan pasokan gas. Hal ini karena proyek yang dikerjakan PT Pertamina Gas (Pertagas) ini akan selesai pembangunannya dua tahun lebih dulu sebelum sumber gasnya siap berproduksi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan pembangunan pipa gas ruas Gresik-Semarang sudah mencapai 70 persen. Proyek pipa sepanjang 267 kilometer (km) ini diharapkan dapat selesai pada kuartal pertama tahun depan.

Gas yang dialirkan untuk pipa ini berasal dari Lapangan Tiung Biru, Blok Cepu. Masalahnya pengembangan lapangan gas tersebut diperkirakan baru akan rampung dan mulai berproduksi pada 2019. Proyek gas Tiung Biru mundur karena permasalahan rencana pengembangan lapangan (PoD) dan sebagian gas yang dihasilkan, belum mendapat komitmen dari pembeli.

Agar pipa gas Gresik-Semarang bisa tetap digunakan, saat ini Pemerintah tengah mencari sumber gas lain serta konsumen yang ingin membeli gas tersebut. “Proyek ini kami targetkan tersambung tahun 2017 dan kami sedang menyiapkan gasnya," kata Dirjen Migas Kementeriam ESDM I.G.N. Wiratmaja Puja dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Migas, Senin (16/4).   (Baca: Jaringan Gas Rumah Tangga Hanya Dibangun di Kota Dekat Sumber Gas)

Selain permasalahan pasokan gas, proyek infrastruktur gas ini juga menghadapi beberapa kendala lain. Berdasarkan laporan kunjungan di lapangan, Wirat mengatakan permasalahan yang timbul dalam pembangunan pipa di Pulau Jawa adalah terkait perizinan dan lahan. Karena penduduk di daerah tersebut sudah padat. Sementara pembangunan pipa gas bisa lebih cepat selesai jika dibangun di daerah yang penduduknya masih jarang.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, dia berharap ada dukungan dari pemerintah daerah setempat. Dengan cara mempermudah perizinan dan membantu pembebasan lahannya. Jangan sampai infrastruktur yang telah terbangun menjadi mubazir karena izin dari pemerintah daerah yang tak kunjung keluar. (Baca: Terkendala Perizinan dan Lahan, Proyek Pipa Gas Pertamina Molor)

Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Pertamina Gas Indra Setyawati mengatakan ruas pipa gas Gresik-Semarang merupakan salah satu dari tiga ruas yang dilelang oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) pada 2006. Pipa gas yang bisa digunakan bersama (open access) ini berkapasitas maksimal 500 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan diameter pipa sebesar 28 inchi.

Tidak hanya Blok Cepu, gas ini akan dipasok dari Husky CNOOC Madura Limited. Ruas pipa transmisi gas baru ini dibangun sebagai jaminan penyediaan gas sepanjang pulau Jawa secara berkelanjutan. "Di mana fokus utamanya adalah untuk mengalirkan gas dari wilayah Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan gas di wilayah Jawa Tengah," ujarnya. (Baca: Pertagas Bangun Infrastruktur Pipa Gas US$ 400 Juta)

Selain pipa gas Gresik-Semarang, Pertagas juga sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan PT Rekayasa Industri. Kerjasama ini untuk pembangunan ruas pipa open access lainnya di Pulau Jawa yakni ruas Cirebon-Semarang. Saat ini kerjasama tersebut masih dalam proses joint study atau studi bersama.