Tarik ulur dan lobi-lobi politik masih alot menjelang perombakan kabinet (reshuffle) jilid II. Rencana penggantian Menteri Pembangunan Desa, PDT, dan Transmigrasi oleh kader PDI Perjuangan membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meradang.
Sumber Katadata mengatakan, Presiden masih melakukan pertemuan intens sejak Kamis (7/4) siang. Selain dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Presiden juga memanggil sejumlah menteri. Salah satu orang kepercayaan Jokowi pun sudah bertemu utusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Salah satu isu sensitif di balik rencana reshuffle jilid dua ini, yaitu menyangkut rencana pelengseran Menteri Desa Marwan Jafar, yang berasal dari PKB. Ia kemungkinan besar akan digantikan oleh politisi muda PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko, yang ikut membidani kelahiran Undang-Undang Desa di DPR. “Ini yang membuat PKB marah, karena merasa jatahnya di kabinet direbut oleh PDIP,” ujar sumber tadi.
Opsi lain sesungguhnya juga sudah dipertimbangkan Presiden. Marwan lengser, namun penggantinya tetap berasal dari PKB. Sosok Marwan cukup tajam disorot, berhubung rapor kinerjanya dianggap buruk. Catatan buruk yang melilitnya, yaitu soal isu keterlibatan Kementeriannya dalam kasus dugaan penyimpangan dana desa dan ketidakberesan dalam penanganan pendamping penyaluran dana desa.
(Baca: Pos Baru untuk Pramono dan Rini di Kabinet Pasca Reshuffle)
Rencana perombakan kabinet tampaknya kian pasti, setelah pada Kamis siang, Jokowi melakukan pertemuan dengan Jusuf Kalla di Istana Negara, seusai rapat kabinet paripurna membahas revisi APBN 2016 dan melantik Anwar Usman sebagai hakim konstitusi.
Sinyal perombakan ini kian kuat, setelah pada malam harinya, Jokowi memanggil sejumlah menteri ke Istana Bogor. “Sejak pukul 8 malam, ada beberapa orang yang diminta ke Istana Bogor (terkait reshuffle),” kata sumber yang mengetahui pertemuan itu.
Seusai menghadiri Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-8 di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4) siang, Jokowi mengakui telah memanggil beberapa menteri ke Istana Bogor, pada Kamis malam. Tapi, dia enggan menjelaskan secara rinci soal pertemuan dengan sejumlah menteri tersebut. "Panggilan itu tidak hanya tadi (Kamis) malam. Setiap malam juga biasa kita (panggil)," ujarnya seperti dikutip detik.com.
Jokowi juga tidak membantah waktu pengumuman reshuffle akan dilakukan dalam waktu dekat ini. "Yang pasti bukan hari ini.”
(Baca: Jokowi-JK Bahas Reshuffle, Sejumlah Menteri Dipanggil ke Bogor)
Kabar yang berkembang, ada empat menteri yang dipanggil ke Istana Bogor, Kamis malam, yaitu Menteri Desa Marwan Jafar; Menteri Perhubungan Ignasius Jonan; Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) Yuddy Chrisnandi; dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said. Empat menteri ini juga tidak terlihat saat Rapat Kerja Pemerintah Tahun 2016 dengan semua kepala daerah di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/4) pagi.
Namun, Wakil Sekjen PKB Daniel Johan membantah kabar tersebut. “Tidak benar itu dan tidak ada pertemuan istana. Menteri Desa bilang tidak dapat undangan untuk semalam,” katanya kepada Katadata.
(Baca: Jelang Reshuffle, Jokowi Mengaku Panggil Menteri ke Bogor)
Ia juga menyatakan, tidak ada persoalan antara PKB dengan PDI Perjuangan terkait kabar dicopotnya Marwan sebagai Menteri Desa. Hal ini telah diklarifikasi Daniel kepada Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah, Kamis kemarin. “Intinya PDIP akan selalu jadi sahabat sehingga kalau memang kami (PKB) sahabat jangan diperlakukan seperti bukan sahabat. Maksudnya jangan sampai kita diadu-domba.”
Daniel juga menepis kemungkinan pergantian Marwan sebagai Menteri Desa oleh Budiman Sudjatmiko. “Basarah sudah konfirmasi bahwa tidak ada sama sekali pembicaraan itu,” katanya.
Meski sudah ada pertemuan empat mata antara Jokowi dan Kalla, tampaknya kesepakatan bulat belum bisa diambil. “Belum final,” kata sumber di Istana, Jumat siang. Sumber lainnya membenarkan, “Pembicaraan Presiden dan Wapres belum sangat spesifik. Masih banyak yang mengganjal.”
(Baca: Jokowi-JK Finalisasi Reshuffle Kabinet Akhir Pekan Ini)
Salah satu hal yang tampaknya belum satu suara, yaitu menyangkut posisi Menteri ESDM. Presiden ingin mengganti, sementara Kalla lebih memilih Sudirman tetap dipertahankan. Calon kuat pengganti Sudirman, yakni Pramono Anung, yang kini Menteri Sekretaris Kabinet, dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
Kalla juga menginginkan agar Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli dilengserkan. Salah satu orang dekatnya bahkan pernah menyatakan bahwa Kalla telah menyampaikan hal ini jauh-jauh hari ke Presiden. “Pilih saya atau dia,” ujarnya menirukan ucapan Kalla kepada Jokowi.
(Baca: Beredar Daftar Reshuffle, Jokowi: Tidak Usah Ada Intervensi)
Terkait itu, Kalla sudah menyodorkan syarat agar pengganti Rizal adalah sosok yang pernah duduk di jajaran kabinet. Salah satu kandidatnya, yaitu Jusman Syafii Djamal, mantan Menteri Perhubungan di era Presiden Yudhoyono. Kandidat lainnya, yaitu Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti.
Persoalannya menggusur Rizal Ramli dari posnya bukan perkara mudah. Menko Politik dan Hukum Luhut Binsar Pandjaitan meminta Presiden agar Rizal tetap dipertahankan. “Dia di back up oleh LBP,” ujar salah seorang sumber.
Sosok lain yang terancam diganti dan dikenal dekat dengan Kalla, yaitu Menteri PAN Yuddy Chrisnandi. Posisinya buruk di mata Presiden lantaran isu penyalahgunaan jabatan dan fasilitas negara.
Jika kesepakatan bisa segera dicapai, kemungkian besar pengumuman reshuffle akan dilakukan segera, sebelum Wapres bertolak ke Turki pada Rabu depan (13/4) dan kunjungan Presiden ke Eropa pada 17 April nanti.