Pertamina Siap Pasarkan 30 Ribu Kiloliter Solar Jenis Baru

Arief Kamaludin | Katadata
Pada tahap awal, Dexlite hanya dijual di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Penulis: Arnold Sirait
1/4/2016, 09.00 WIB

Menurut Afandi, tujuan Pertamina meluncurkan Dexlite adalah membuat variasi BBM jenis solar menjadi lebih banyak. Jadi, masyarakat dapat memilih solar dengan kualitas yang lebih baik daripada solar bersubsidi. Namun, harganya pun lebih terjangkau ketimbang produk solar premium.

Kalau tujuan itu tercapai, akan turut mengurangi beban subsidi. Tahun ini, sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016, Pertamina mendapat penugasan untuk menyalurkan solar bersubsidi sebanyak 15 juta kiloliter. Menurut Afandi, konsumsi solar subsidi tiap bulan mencapai 1 juta kiloliter.

(Baca: Terkendala Merek Dagang, Solarlite Berubah Jadi DEXlite)

Rencana peluncuran produk baru ini sebenarnya sempat mendapat tentangan dari mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas Fahmi Radi. Menurut dia, Dexlite sama halnya dengan BBM jenis Premium dan Pertalite, yang tidak memiliki acuan harga di pasar internasional. Sebab, kadar oktan atau cetane pada BBM itu tidak ada padanannya di luar negeri. Hal inilah yang berpotensi memicu penggelembungan harga sehingga bisa menjadi lahan baru bagi mafia migas untuk memburu rente. Untuk mencegah permainan mafia migas, Pertamina harus transparan dalam menetapkan harga jual Solarlite.

(Baca: Tanpa Acuan, Solarlite Berpotensi Munculkan Pemburu Rente)

Di sisi lain, Fahmy tidak mempermasalahkan kehadiran Solarlite menjadi opsi masyarakat selain Solar bersubsidi. “Asal bukan sebagai pengganti Solar bersubsidi. Pemerintah tidak boleh mencabut subsidi Rp 1.000 per liter pada Solar,” katanya.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia