Tiga Negara Eropa Incar Proyek Energi Baru Terbarukan

Donang Wahyu|KATADATA
Petugas PLN mengecek panel surya di rumah pelanggan di Jalan Mangunsankoro, Menteng, Jakarta Pusat. Hingga saat ini sudah ada sejumlah pelanggan yang memanfaatkan panel surya dan melakukan barter energi listrik dengan PLN.
Penulis: Arnold Sirait
4/3/2016, 17.14 WIB

Beberapa negara Eropa mulai mengincar proyek energi baru dan terbarukan. Dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investor asal Inggris dan Belanda menyampaikan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia dengan nilai mencapai US$ 370 juta atau Rp 5,1 triliun di sektor energi baru dan terbarukan.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan investor Inggris membidik proyek pembangkit listrik tenaga surya di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di kawasan Indonesia bagian timur. Kapasitas yang akan dibangun sebesar 200 megawatt dengan nilai investasi US$ 250 juta.  Sementara investor asal Belanda berminat untuk mengikuti lelang proyek persampahan Legok Nangka di Provinsi Jawa Barat. Perkiraan nilai investasinya sekitar US$ 120 juta. Menurut jadwal, lelang akan dilaksanakan pada Maret ini. (Baca: Kementerian BUMN Ingin Perusahaan Listrik EBT Terpisah dari PLN).

Rencananya, kedua investor tersebut akan menandatangani komitmen investasi dengan mitra lokal atau Badan Usaha Milik Negara kelistrikan pada April 2016. Saat ini kantor perwakilan BKPM di London masih terus memfasilitasi investor tersebut dan berusaha mempertemukan dengan calon mitra lokal berupa perusahaan Indonesia atau pun dengan BUMN kelistrikan di Indonesia. Dengan begitu, minat investasi di pembangkit listrik bisa segera direalisasikan. “BKPM akan terus mendukung mulai dari proses perizinan hingga komersialisasi,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Jumat, 4 Maret 2016.

Pejabat Promosi Investasi Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) London Nurul Ichwan mengatakan selain Inggris, investor asal Belanda juga berpotensi menanamkan investasinya di Indonesia. Apalagi investor tersebut sangat mendukung konsep kota pintar atau smart city di Indonesia. Investor asal Belanda ini memiliki kapasitas secara teknologi dan memiliki pengalaman dalam pembangunan infrastruktur sampah menjadi energi di wilayah perbatasan Jerman dan Belanda. “Sementara dari sisi finansial, investor tersebut didukung oleh beberapa perusahaan besar asal Belanda dan perbankan asal Eropa,” ujar dia. (Baca: Kementerian ESDM Gandeng OJK Biayai Energi Terbarukan).

Inggris dan Belanda masuk dalam tujuh negara Eropa yang menjadi prioritas pemasaran investasi BKPM. Merujuk data BKPM terkait dengan komitmen investasi dari negara-negara Eropa pada bulan Januari 2016 mencapai Rp 6,53 triliun, naik hampir 10 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 670 miliar. Kenaikan komitmen investasi Eropa tersebut melanjutkan tren positif 2015, di mana komitmen investasi Eropa sepanjang tahun lalu naik 16 persen menjadi Rp 37,3 triliun dibandingkan 2014 sebesar Rp 32,2 triliun. 

Mayoritas minat investasi dari negara-negara Eropa seperti Belanda, Inggris, Jerman dan Perancis mengalami pertumbuhan. Komitmen investasi dari beberapa negara Eropa pada Januari 2016 antara lain: Belanda sebesar Rp 4,38 triliun, Inggris 1,12 triliun, Jerman Rp 590 miliar, dan Perancis Rp 123 miliar. (Baca: Penetapan Cetak Biru Energi Nasional Terganjal Isu Nuklir).

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan Slovenia juga berminat untuk membangun pembangkit listrik tenaga air. Masuknya investasi Slovenia akan membantu target pemerintah mewujudkan bauran energi 23 persen pada 2025. "Mereka juga bisa transfer pengetahuan dan teknologi bidang EBT," ujar Nus di Gedung Kementerian Perdagangan Jakarta, hari ini.

Reporter: Anggita Rezki Amelia