KATADATA - Kalau tak ada perubahan, pemerintah akan mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi setelah rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta, Rabu sore (23/12). Pemerintah berharap kebijakan menurunkan harga BBM tersebut bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan.
"Penurunan harga BBM diumumkan sore ini, oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Bobby Hamzar Rafinus, seusai rapat terkait inflasi dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Rabu (23/12). Rapat tersebut juga dihadiri oleh Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Koordinator Perekobomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong.
Menurut Darmin, rapat tersebut khusus membahas penanganan inflasi tahun depan agar mencapai target sebesar empat persen plus-minus satu persen. Jadi, rapat tidak menyingung mengenai rencana pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi mulai awal januari 2016.
Meski begitu, Bambang menilai, penurunan harga BBM tersebut tentu akan berdampak terhadap melambatnya laju inflasi tahun depan. “(Penurunan harga BBM) pasti menolong (inflasi),” katanya. Selain itu, penurunan harga BBM bisa meningkatkan konsumsi rumahtangga atau daya beli masyarakat. Dengan begitu, dapat pula mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi 2016 yang sebesar 5,3 persen.
Adapun terkait inflasi tahun ini, menurut Bambang, diperkirakan di bawah tiga persen, yaitu 2,9 persen. Perkiraan tersebut dengan asumsi inflasi selama Desember ini sebesar 0,5 persen. "Inflasi 2,9 persen over all,” imbuhya.
(Baca: Diumumkan Hari Ini, Harga Premium Cuma Turun Rp 200 - Rp 300)
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM akan mengumumkan penurunan harga BBM bersubsidi, hari ini. Namun, harga anyar tersebut kemungkinan baru mulai berlaku 5 Januari tahun depan.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, jenis BBM yang akan turun adalah Premium dan Solar. Besaran penurunan harga BBM untuk kedua jenis ini pun berbeda.
Untuk Solar, penurunan harganya bisa sebesar Rp 500 per liter. Namun, untuk Premium, penurunannya lebih kecil. “Sekitar Rp 200 sampai 300 per liter,” katanya saat acara temu media di Gedung Direktorat Jenderal Migas, Jakarta, Selasa malam (22/12). Saat ini, harga Premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) sebesar Rp 7.400 per liter, dan luar Jamali Rp 7.300 per liter. Sementara harga Solar sebesar Rp 6.700 per liter.
Namun, Dewan Penasehat Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai kebijakan penurunan harga BBM itu sudah terlambat. Jika pemerintah konsisten dengan sistem mengikuti harga pasar atau keekonomiannya, harga BBM bersubsidi seharusnya sudah turun sejak Agustus lalu. Pasalnya, harga Premium sudah tidak disubsidi lagi dan harga minyak mentah juga terus menurun.
Dari perhitungan yang dia lakukan, penurunan harga BBM juga bisa lebih besar dibandingkan kisaran yang ditetapkan pemerintah. Harga Premium seharusnya bisa turun hingga menjadi Rp 5.500 - Rp 6.000 per liter. “Dari dulu kan formulanya MOPS plus Alpha. Kami menghitungnya pakai simulasi, ada bank datanya ,” ujar dia kepada Katadata, Selasa kemarin.