Jumlah kasus positif virus corona di Indonesia bertambah 634 orang pada Jumat (22/5). Penembahan kasus ini berasal dari 9.359 spesimen yang diperiksa. Jumlah tambahan kasus positif ini menurun dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 973 orang.
Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan secara keseluruhan jumlah spesimen yang diperiksa mencapai 229.334 spesimen. Sementara untuk laboratorium rapid test real time terus ditambah menjadi 69 dan 35 laboratorium tes cepat molekuler.
"Kasus konfirmasi meningkat sebanyak 634 orang menjadi total 20.796 orang. Jumlah orang yang telah dinyatakan sembuh sebanyak 219 orang sehingga totalnya menjadi 5.057 orang serta korban meninggal bertambah 48 sehingga total korban 1.326 orang," katanya di Gedung BNPB, Jakarta, Jumat (22/5).
Menurut dia, tingginya jumlah pertambahan ditengarai lantaran masih tingginya pergerakan massa yang terjadi akhir-akhir ini. Terlebih, saat ini menjelang Idul Fitri sehingga banyak masyarakat yang berbondong-bondong mencari kebutuhan hari raya tanpa menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah untuk mengurangi risiko penularan.
(Baca: Capai 502 Orang, Jatim Catat Tambahan Kasus Corona Terbanyak Nasional)
Alhasil, hingga saat ini terdapat sebanyak 47.150 orang dalam pemantauan dan masih ada sebanyak 11.028 orang pasien dalam pengawasan.
"Ini menggambarkan penularan masih terjadi di luar dan masih ada sumber penularannya. Di luar juga masih ada kelompok masyarakat yang rentan tertular karena tidak pakai masker, tidak jaga jarak dan masih suka tidak menghindari kerumunan dan inilah menjadi titik-titik yang rawan," kata Yuri.
Adapun wilayah yang masih menjadi zona merah penyebaran virus corona yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Untuk memutus rantai penularan di Ibu Kota, Pemprov DKI Jakarta pun terpaksa harus memperpanjang kebijakan pembatasan sosial berskala besar hingga 4 Juni 2020.
Kondisi ini nampaknya tidak akan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang memerintahkan bawahannya agar menahan laju penyebaran virus corona Covid-19 di Indonesia. Bahkan, Jokowi memasang target penurunan angka penularan corona bisa terjadi pada bulan ini.
(Baca: Sempat Pingsan di Pasar Pekanbaru, Lansia Meninggal Diduga Covid-19 )
Dengan demikian, penularan Covid-19 sudah bersifat moderat pada Juni 2020. Kemudian, laju penyebaran penyakit pernapasan itu masuk pada posisi ringan sebulan sesudahnya. "Target kami di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai yaitu kurvanya sudah harus turun," kata Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna melalui video conference, Rabu (6/5).
Jokowi mengatakan, negara yang akan menjadi pemenang adalah negara yang berhasil mengatasi corona. Atas dasar itu, dia meminta agar pemerintah mengambil berbagai cara untuk bisa menurunkan laju penyebaran Covid-19.
Presiden juga meminta agar semua kekuatan yang dimiliki Indonesia dilibatkan untuk pengendalian corona dan dampaknya di masyarakat. Menurut Jokowi, tugas tersebut tak hanya dibebankan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 namun seluruh elemen bangsa.
(Baca: Pandemi Tak Terprediksi, Pemerintah Dorong Masyarakat Tetap Produktif)