Harga Minyak Tertekan Lonjakan Kasus Baru Corona dan Produksi di Libya

KATADATA
Ilustrasi kilang minyak
1/7/2020, 07.37 WIB

Presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois, mengatakan bahwa harga bensin dipertaruhkan di tengah peningkatan kasus baru positif corona. “Ini ditantang oleh berita utama tentang pandemi corona, dengan banyaknya perubahan negatif dalam beberapa pekan terakhir,” kata dia dalam laporannya, dikutip dari Reuters, Rabu (1/7).

Di satu sisi, produksi di Libya berpotensi naik karena berencana kembali mengekspor minyak. Padahal, negara-negara pengekspor minyak dan Rusia atau dikenal dengan OPEC+ tengah memangkas produksi guna mendorong harga minyak.

"Jika pada akhirnya produksi Libya kembali meningkat, ini akan membuat pekerjaan OPEC+ sedikit lebih sulit," kata Dutch bank ING. (Baca: Pasar Khawatir Corona Bawa Dampak Resesi, Harga Minyak Tertekan Lagi)

Hasil dari jajak pendapat yang dilakukan Reuters kepada para analis pun menunjukkan, harga minyak diprediksi terkonsolidasi di kisaran US$ 40 per barel tahun ini. Pemulihan diproyeksi baru akan terjadi pada kuartal keempat.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan