Pihaknya pun telah membuka gelombang pertama hingga gelombang ketiga sejak 11 April 2020. Hingga kini, terdapat 11,3 juta pendaftar dari 513 kabupaten kota. "Jadi tiga bulan itu kita sentuh Sabang sampai Merauke," ujarnya.
Dengan capaian dan hasil survei itu, menurutnya, kartu prakerja dibutuhkan masyarakat. "Kalau hanya pelatihan offline-offline saja, kapan pelatihan bagus-bagus di Jakarta itu hadir di Manokwari atau Yahukimo, kan susah," ujarnya.
Founder Katadata Insight Center Metta Dharmasaputra mengatakan program kartu prakerja merupakan terobosan penting. Pasalnya, program tersebut bersifat on-demand.
"Sampai sekarang data pemerintah itu tidak sempurna dan berantakan. Kalau mengandalkan semua data dari kementerian akan sulit. Program on-demand ini bentuk lain yang baik," kata Metta.
Kartu Prakerja juga menjadi terobosan penting karena program digital tersebut sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Selain itu, program tersebut dinilai meminimalkan korupsi dengan jangkauan yang luas.
"Covid-19 ini akan sangat panjang, makannya digitalisasi ini satu hal yang harus dilaksanakan," katanya.