Keluhan Para Pekerja ke Jokowi yang Kesulitan Keuangan Akibat Pandemi

Katadata
Jokowi berbincang dengan sejumlah pekerja saat peluncuran BLT pekerja di Istana Negara, Kamis (27/8) (Foto: Rusman - Sekretariat Biro Pers Sekretariat Presiden).
27/8/2020, 14.11 WIB

Mata Evinia Simbolon sembab ketika berbicara di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/8). Perawat yang bekerja di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta itu menangis saat menceritakan pengalamannya di tengah pandemi virus corona Covid-19.

Evinia mengaku kesulitan karena gajinya dipotong setiap bulan. Ini lantaran rumah sakit tempatnya bekerja mengalami penurunan omzet selama pandemi corona.

Padahal, gaji Evinia tak sampai Rp 5 juta setiap bulannya. "Satu bulan itu  setiap karyawan mendapatkan namanya cuti di luar tanggungan. Jadi setiap bulan itu dipotong gaji," kata Evinia.

Tak hanya Evinia yang mengaku kesulitan selama pandemi corona. Guru honorer dari Jakarta bernama Budi Rahayu juga menyatakan hal senada.

Selama pandemi corona, Budi bercerita bahwa dirinya harus mengubah cara belajar mengajar. Saat ini, proses belajar mengajar lebih banyak dilakukannya dari rumah secara daring.

Hal tersebut otomatis mempengaruhi perekonomiannya pada saat ini. "Untuk saya pribadi yang masih tinggal di kontrakan, tentu berpengaruh kepada pembayaran listrik dan air," kata Budi.

Seorang pemadam kebakaran honorer di Depok, Jawa Barat bernama Danang Ichsan Hanif pun menyatakan hal serupa. Menurutnya, pengeluarannya saat ini bertambah besar karena menambah biaya anaknya bersekolah. "Sekarang sekolah anak sistem online, Pak," kata Danang.

Karena itu ketiganya bersyukur menjadi bagian dari 2,5 juta penerima bantuan subsidi upah dari pemerintah yang resmi diluncurkan di Istana hari ini. Masing-masing dari mereka mendapatkan bantuan subsidi upah sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan.

Bagi Evinia, bantuan subsidi upah tersebut bakal dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu, bantuan subsidi upah tersebut bakal digunakannya untuk membiayai transportasinya untuk bekerja.

"Sekarang juga dengan adanya Covid-19 ini, ongkos transportasi harganya mahal, apalagi gaji dipotong," kata Evinia.

Budi mengatakan, bantuan subsidi upah tersebut akan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bantuan tersebut juga akan digunakannya untuk membeli kuota internet demi bisa mengajar secara daring dengan lancar.

Sementara itu, Danang akan menggunakan bantuan subsidi upah tersebut untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya sekolah anaknya. "Lalu untuk jajan karena anak kecil sering jajan," kata Danang.

Jokowi lantas mengatakan jika keadaan di tengah pandemi corona pada saat ini memang sulit. Menurut Presiden, banyak perusahaan yang omzetnya mengalami penurunan.

Hal itu pun berimbas kepada banyaknya pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja atau dirumahkan. Ada pula pegawai yang gajinya dipotong selama pandemi corona.

Kondisi tersebut akhirnya menurunkan konsumsi rumah tangga dari masyarakat. "Semuanya terpengaruh dan itu di dalam angka-angka yang setiap pagi saya lihat, memang faktanya seperti itu," kata Jokowi.

Karenanya, dia berharap bantuan subsidi upah bagi para pekerja bisa mendorong konsumsi rumah tangga masyarakat. Hal tersebut pun diharapkan juga mampu mendongkrak ekonomi Indonesia ke depannya.

Saat ini, bantuan subsidi upah memang baru diberikan kepada 2,5 juta pekerja. Walau begitu, Jokowi memastikan jumlah pekerja yang menerima bantuan subsidi upah tersebut bakal semakin ditingkatkan ke depannya.

"Kami harapkan nanti di bulan September selesai 15,7 juta pekerja. Semuanya diberikan," kata Jokowi.

Reporter: Dimas Jarot Bayu