Model Closed Loop Solusi Tantangan di Sektor Agribisnis

123rf.com
Penulis: Dini Hariyanti - Tim Riset dan Publikasi
13/11/2020, 20.45 WIB

Keberadaan off taker tersebut tidak hanya memberi pendampingan tetapi juga memberi jaminan pembelian atas hasil produksi dengan harga pasar. “Inclusive closed loop sudah berhasil diterapkan di komoditas sawit dan sudah mulai diikuti oleh komoditas lainnya. Dan bisa untuk komoditas apapun,” ujar Franky.

Lebih lanjut lagi, Zul Martini Indrawati selaku Direktur Eksekutif PISAgro mengutarakan bahwa tantangan untuk menerapkan model inclusive closed loop di luar sektor sawit salah satunya karakter komoditas pertanian bersangkutan.

“Tapi tantangan dalam penerapan di komoditas selain sawit yang terutamanya adalah komitmen dari seluruh pelaku di dalam skema closed loop itu sendiri,” ujar Martini.

Yang pasti, kebijakan dan kemitraan yang berpihak kepada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan industri pengolahan yang mendukung ketahanan pangan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan perlu terus didorong. Hal ini selaras dengan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ketahanan Pangan 2019 bahwa pangan dan pertanian bagian tidak bisa dipisahkan dalam sistem agribisnis dari hulu ke hilir.

Pada 2015, saat Presiden Joko Widodo saat membuka JFSS ke-3, Kadin diberikan target untuk memberikan pendampingan kepada 1 juta petani dari sebelumnya 200 ribuan petani. Target ini berhasil diwujudkan pada awal 2020. Kadin menjalankannya bersama dengan Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro). Selanjutnya, Kadin bertekad meningkatkan pendampingan menjadi 2 juta petani pada 2023.

Silakan Anda mendaftar dan jadi bagian dari acara Jakarta Food Security Summit-5 pada 18-19 November 2020 di https://katadata.co.id/JFSS2020 dan dapatkan e-certificate.

Halaman: